RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kilang LPG Tambun yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bekasi PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM), dilakukan shutdown sejak kurang lebih dua bulan terakhir sampai waktu yang belum ditentukan.
Dengan demikian, kilang yang berlokasi di Desa Kedungjaya Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi itu berhenti beroperasi sementara mengolah gas alam.
“Sejak Oktober kami shutdown, karena kondisinya tidak memungkinkan. Alat yang kami miliki tidak mampu lagi menjangkau gas yang terkandung, karena memang sudah menipis,” ucap Direktur Utama BBWM, Prananto Sukodjatmoko, baru-baru ini.
Sekitar 2012, ujar Prananto, kilang LPG Tambun mampu mengolah gas alam sebesar 15 million standard cubic feet per day (mmscfd) atau juta standar kaki kubik per hari. Setiap tahun terus merosot hingga pada 2023 ini gas alam yang diolah hanya 3 mmscfd.
“Hanya 1 mmscfd yang bisa digunakan,” ucap Prananto.
Prananto berujar, pihaknya sempat mengakali sistem gas suar yang biasa diterapkan dari tekanan tinggi menjadi tekanan rendah. Namun, upaya tersebut tidak berhasil.
“Biasanya kami terapkan high pressure, kami coba dengan low pressure. Tapi justru yang terangkut bukan hanya gas, tapi material lain yang membuat dua alat kami rusak. Ini yang menjadi persoalan,” ucapnya.
Lebih lanjut, menurut Prananto, hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh PT BBWM. “Kondisi ini juga dirasakan Pertamina, tapi karena Pertamina itu alatnya punya lima, jadi kalau dua rusak masih bisa digunakan. Sedangkan kami memang cuma dua alatnya,” ucapnya.
Saat ini, diakui Prananto, BBWM menjadi BUMD satu-satunya yang menjalankan kegiatan usaha hilir gas bumi yang masih mengandalkan energi fosil. Sedangkan BUMD lainnya sudah beralih menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Karena hanya mengandalkan energi dari fosil akan habis juga, sama di daerah lain juga. Hanya BBWM dan Gresik yang masih bertahan, itu pun telah berhenti,” ucapnya.
Meskipun di tengah kondisi sulit ini, Prananto mengklaim bahwa BBWM masih bisa menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp2,8 miliar. Selain itu, perusahaan tidak melakukan efisiensi karyawan.
Agar BBWM tetap bertahan, kata dia, pengembangan bisnis dilakukan. Pihaknya berkomitmen untuk menyalurkan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Perumda Tirtha Bhagasasi baik di kantor maupun pengelolaan air.
Selain itu, BUMD ini mengembangkan bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum, penyewaan kendaraan listrik, pendirian batching plant, marketplace UMKM khusus Kabupaten Bekasi “Bebeli”, pengelolaan sampah berteknologi di Burangkeng, parkir, hingga pengelolaan aset. (and)