RADARBEKASI.ID, BEKASI – Angka masyarakat Kota Bekasi yang terpapar Covid-19 terus meningkat. Pada pengujung tahun ini, jumlah pasien Covid-19 telah menyentuh 118 kasus. Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat terkait pentingnya menjalankan protokol kesehatan (Prokes) agar dapat menekan lonjakan kasus ini.
Kasus catatan kasus pada Desember tercatat sebanyak 25 sampai dengan tanggal 11, jumlahnya secara keseluruhan terus mengalami peningkatan hingga 118 kasus sampai dengan awal pekan kemarin. Saat ini sebanyak 8 kasus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS), 72 kasus menjalani isolasi mandiri, 38 lainnya telah dinyatakan sembuh.
Belakangan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap virus Covid-19 varian JN.1 sudah teridentifikasi di Indonesia. Empat kasus teridentifikasi di DKI Jakarta dan Batam. Kasus baru di Indonesia pada awal pekan ini tercatat sebanyak 2.243 kasus.
Merespon itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi langsung melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda. Rapat ini juga melibatkan kepala perangkat daerah, camat, lurah, serta kepala Puskesmas se Kota Bekasi. Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, belum lama ini telah menerbitkan dua surat edaran tentang peningkatan kewaspadaan dan imbauan peningkatan kewaspadaan lonjakan kasus Covid-19 menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Gani menyebut semua unsur di Kota Bekasi akan berperan aktif menjaga kebiasaan hidup sehat guna mengantisipasi wabah penyakit ini.
“Saya yakin kita sudah pengalaman, dan sudah kita lalui dengan cara menjaga dan hidup sehat dalam aktivitas seperti biasanya. Para unsur forum komunikasi pimpinan daerah maupun yang diujung tombak harus terus melakukan pemantauan dalam menyampaikan pentingnya sekarang menjaga protokol kesehatan dan selalu hidup bersih,” kata Gani, Selasa(19/12).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyampaikan bahwa seluruh Faskes dipastikan siap menangani kasus Covid-19. Dalam surat edaran yang telah dibuat, setiap Faskes diminta untuk mengalokasikan 10 persen dari jumlah tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19.
Meskipun laju pertambahan kasus setiap harinya tergolong tidak signifikan, potensi lonjakan kasus harus tetap diwaspadai.
“Kita mau ada Natal dan Tahun Baru dimana biasanya ada aktivitas masyarakat yang cukup banyak, ini harus kita antisipasi,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya tengah mengusulkan logistik penanganan kasus seperti obat-obatan hingga alat tes Covid-19. Sedangkan untuk vaksin, Kota Bekasi memiliki persediaan sebanyak 2 ribu dosis.
“Kita sudah dapat 400 vial untuk 2 ribu dosis, mudah-mudahan saja ini segera didistribusikan ke Puskesmas untuk mengantisipasi adanya kasus Covid-19,” tambahnya.
Persediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat sudah nampak pada 0engumuman di media sosial Dinkes Kota Bekasi kemarin. Pekan ini masyarakat bisa mendapatkan vaksinasi di Puskesmas, dengan jenis vaksin Inavac.
Terpisah, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyampaikan bahwa virus Covid-19 varian JN.1 ini memang tengah menjadi pembahasan ditengah melonjaknya kasus di beberapa negara. Varian ini disebut memiliki kemampuan mutasi yang efektif, sehingga lebih mudah menginfeksi.
“Kemudian juga hal yang ditemukan adalah bahwa JN.1 ini memiliki angka reproduksi yang relatif tinggi dibandingkan sub varian lain dalam satu tahun terakhir,” ungkapnya belum lama ini.
Kemunculan varian JN.1 pada akhir tahun ini tidak boleh diabaikan. Ia mengingatkan pada situasi endemik seperti ini, sangat wajar terjadi peningkatan kasus atau Outbreak.
Pemerintah perlu merespon hal ini dengan meningkatkan literasi masyarakat tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Prokes, hingga kembali meningkatkan vaksinasi kepada masyarakat. Infeksi berulang kata Dicky, akan menyebabkan turunnya kualitas kesehatan masyarakat, dibuktikan dengan hasil penelitian.
“Kita kan sudah punya IndoVac Biofarma, ini harus menjadi program pemerintah, tentu harus ditanggung oleh pemerintah,” tambahnya. (sur)