RADARBEKASI.ID, BEKASI – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan warisan para kiai Nahdlatul Ulama (NU). Bagaimana tidak, partai yang didirikan pada 23 Juli 1998 ini dideklarasikan langsung para petinggi (kiai-kiai) NU. Namun, seiring berjalannya waktu, nampaknya tidak semua kader NU memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai wadah politiknya. Bahkan, dukungan dari para kader NU untuk PKB terbilang minim.
Seperti yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat, salah satunya Kabupaten Bekasi. Pasalnya, raihan kursi PKB di daerah yang memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara ini hanya stagnan di angka satu sampai tiga. Padahal, organisasi NU cukup besar keberadaannya.
“Ini evaluasi kita saja, mungkin periodisasi sebelumnya belum maksimal untuk melakukan komunikasi dan silaturahmi. Saya hanya melengkapi apa yang sudah dilakukan secara positif, ya kita teruskan. Tapi apa yang menjadi kekurangan, itu yang kemudian kita benahi,” ujar Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bekasi, Ahmad Faisal.
Hal itu disampaikan politikus yang akrab disapa Gus Faisal, saat menjadi bintang tamu dalam podcast bincang santai ngobrolin politik yang dipandu oleh jurnalis Radar Bekasi, Karsim Pratama. Pada kesempatan itu, Gus Faisal menilai polarisasi atau pesan yang disampaikan oleh periode kepemimpinan PKB sebelumnya mungkin belum maksimal. Sementara untuk sekarang partainya lebih terbuka, wabil khusus untuk keluarga NU.
“Kalau bicara politik, PKB harus independen. Tapi secara ideologi bahwa kita adalah ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Itu tidak bisa dipungkiri,” ucapnya.
BACA JUGA: Ketua PKB Adi: Kelakar Cak Imin Soal Dompet Orang Bekasi Kempis Bentuk Keberpihakan kepada Warga
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, Calon Legislatif (Caleg) yang berasal dari kader-kader NU mempunyai semangat dan motivasi yang sama untuk membesarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keyakinan Gus Faisal ini muncul, setelah partainya dari awal proses sudah melakukan Roadshow. Ditambah ada beberapa kegiatan turba (turun ke bawah), termasuk kegiatan Ngaji Dapil yang sudah berlangsung dua tahap.
“Itu yang sudah kita lakukan, supaya teman-teman atau sahabat-sahabat di bawah tahu, bahwa PKB adalah bagian dari tempat berpolitiknya kader-kader NU,” ungkapnya.
Dirinya merupakan salah satu kader NU yang memilih PKB sebagai wadah dalam menyalurkan hasrat politiknya. Gus Faisal merupakan Wakil Ketua GP Ansor Kabupaten Bekasi. Tak hanya beliau, Ketua GP Ansor Kabupaten Bekasi, Ahmad Tetuko Taqiyuddin, juga memilih PKB untuk menjadi wadah politiknya. Keduanya sudah tercatat sebagai Caleg DPRD pada Pileg 2024.
Kendati demikian, partainya tidak menutup pintu bagi yang diluar kader NU, mengingat PKB saat ini merupakan Nasionalis Religius. Keterbukaan PKB untuk semua unsur ini bisa dibuktikan dari komposisi Caleg yang berada di arena pertarungan Dapil III Tambun Selatan. Dimana, dari delapan Caleg satu diantaranya merupakan pendeta.
“Kita itu terbuka, jadi tidak menutup kader Non NU nggak bisa masuk. Ya nggak begitu juga, kita semua terbuka, karena kita (PKB) adalah Nasionalis Religius,” katanya. (pra/adv)