Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Petahana Masih Juara Dapil Satu

Illustrasi Petugas KPU menyusun kotak suara Pemilu. Dok.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan Caleg yang terdiri dari Incumbent maupun pendatang baru mengaku sudah siap untuk berkompetisi, menjadi wakil rakyat di Daerah Pemilihan (Dapil), baik Kabupaten maupun Kota Bekasi. Kerja ekstra nampaknya sangat dibutuhkan oleh sejumlah Caleg yang berasal dari partai baru, bersaing dengan Incumbent dan Caleg dari partai besar diprediksi akan sulit.

Hari pemungutan suara sudah makin dekat, waktunya mereka yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat semakin masif memperkenalkan diri dan gagasannya. Terutama bagi wajah-wajah baru, mereka harus bisa memikat hati pemilih di sisa waktu ini.

Elektabilitas sederet Caleg dari partai besar di Dapil Satu Kota Bekasi masih relatif tinggi, sebagian partai tersebut telah menguasai kursi DPRD Kota Bekasi pada Pemilu 2019. Hasil Simulasi Pemilu Radar Bekasi menghasilkan beberapa Incumbent dengan elektabilitas yang cukup tinggi, yakni Mustopa dari partai Gerindra dengan 2,82 persen, Nicodemus Godjang dan Nuryadi Darmawan dari PDI Perjuangan masing-masing 5,64 dan 4,08 persen, Dariyanto dari partai Golkar dengan 2,82 persen, Andhika Dirgantara dan Bambang Purwanto dari partai PKS masing-masing 2,82 dan 4,70 persen, serta Evi Mafriningsianti dari PAN dengan 5,64 persen.

Sementara di Kabupaten Bekasi, nama yang muncul dengan elektabilitas tinggi dikuasai oleh wajah baru. Hanya ada dua Incumbent yang memiliki elektabilitas cukup tinggi, yakni Bodin dari Partai Gerindra 4,63 persen dan dan Yusuf FF dari PKS dengan 1,85 persen.

Salah satu wajah baru yang muncul dengan elektabilitas cukup tinggi di Dapil I Kota Bekasi adalah Wiwit Subagyo dari partai Nasdem. Bersaing dengan nama-nama besar dan Incumbent di Dapil yang ia sebut sebagai Dapil Neraka, Wiwit muncul dengan elektabilitas sebesar 3,76 persen.

Pada Pemilu 2019, Wiwit gagal duduk di kursi DPRD Kota Bekasi meskipun telah memperoleh suara terbanyak diantara Caleg-caleg lain di partai Nasdem. Saat itu, ia juga bertarung di Dapil I.

“Kurang 3 ribu suara lagi, karena suara partainya nggak ngangkat. Belajar dari kesalahan, kelemahan, kekalahan, belajar untuk jadi pemenang di 2024,” katanya.

Ia menyadari betul harus bersaing dengan nama-nama besar, lima tahun belakangan ia mempersiapkan Pemilu, salah satunya dengan aktif bergerak di bidang sosial. Pada Pemilu kali ini, Wiwit yakin suara partai Nasdem akan terdongkrak dua kali lipat berkat efek dari Calon Presiden yang diusung oleh partai, yakni Anies Rasyid Baswedan.

Satu lagi, mengerucutnya jumlah Dapil di Kota Bekasi diyakini dapat memperbesar peluang untuk memperoleh kursi DPRD.”Sehingga kans kursi bertambah, sehingga partai-partai menengah kebawah ini mendapat kursi besar,” tambahnya.

Berbeda dengan partai Nasdem, Pemilu 2024 adalah kali pertama bagi Partai Ummat. Hampir semua Caleg di Dapil I adalah wajah baru.Meskipun harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Incumbent, dan petinggi partai, Caleg partai Ummat disebut siap untuk bertarung dalam Pemilu.

“Saya katakan kita jangan melihat lawan, kalau membandingkan kita dengan lawan kita tentu tidak sebanding. Yang pertama tentu lawan kita banyak Incumbent disana, ketua-ketua partai, dan tentu mereka bergerak lebih leluasa dari pada kita,” kata Sekretaris DPD Partai Ummat Kota Bekasi, Jon Edy.

Ia meminta kepada para Caleg partai Ummat untuk bergerak menjumpai masyarakat dari pintu ke pintu.

Sementara itu salah satu Caleg Incumbent di Dapil I, Evi Mafriningsianti saat ini tengah mensosialisasikan hasil kerja lima tahun belakangan ini kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan para pemilihnya bahwa mereka tidak salah pilih, wakil rakyat yang mereka pilih pada Pemilu 2019 lalu bertanggungjawab.

“InsyaAllah siap (bersaing dengan wajah baru), pokoknya bismillah. Semua kan niatnya untuk kebermanfaatan masyarakat Kota Bekasi, khususnya Dapil satu,” ungkapnya.

Jika terpilih kembali sebagai wakil rakyat pada periode berikutnya, Evi menyampaikan selain pembangunan fisik, ada aspek pemberdayaan masyarakat yang harus direalisasikan. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.

Persaingan nama-nama baru melawan Incumbent pada Pemilu 2024 diprediksi berat. Pengamat Politik Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Adi Susila menyebut satu saja keuntungan Caleg Incumbent adalah kedekatan dengan para pemilih yang telah terjalin selama satu periode terakhir.

“Kalau bicara berat saya kira ya berat, karena Incumbent kan sudah punya modal lima tahun menjabat disitu,” ungkapnya.

Meskipun demikian, nama-nama baru di Pemilu 2024 nanti tetap memiliki kesempatan untuk duduk di kursi DPRD, terutama di Kota Bekasi. Alokasi kursi tiap dapil yang terbilang besar memberikan kans yang besar bagi nama baru di DPRD kota Bekasi 2024 nanti.

Kondisi ini berbeda dengan daerah dengan jumlah dapil yang relatif besar, sementara alokasi kursi tiap dapilnya kecil. Cenderung akan disapu bersih oleh partai-partai besar.

“Kalau kota itu kan kursi per dapilnya diatas 7 atau 8. Berdasarkan pengalaman itu kan satu partai itu setahu saya maksimal hanya dua kursi dapatnya, maka bisa lima sampai enam partai yang masuk,” tambahnya.

Sekedar di ketahui, simulasi Pileg 2024 Radar Bekasi melibatkan 3.000 responden, sementara partisipasi pemilih sebanyak 2.724, selebihnya belum menentukan pilihan. Simulasi dilakukan dengan mendatangi langsung pemilih di sejumlah titik keramaian di wilayah Dapil satu Kecamatan Bekasi Timur dan Bekasi Selatan. (sur)