Berita Bekasi Nomor Satu

4.656 Warga Terdampak Bencana di Kabupaten Bekasi

ILUSTRASI: Warga berkumpul saat banjir melanda permukiman di Kampung Kalenderwak Desa Karangsari Cikarang Timur Kabupaten Bekasi, Sabtu (7/1). Sebanyak 4.656 warga Kabupaten Bekasi menjadi korban terdampak bencana yang melanda selama awal 2024. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebanyak 4.656 warga Kabupaten Bekasi menjadi korban terdampak bencana yang melanda selama awal 2024. Mereka terkena imbas dari banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah.

Ribuan warga terdampak itu berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi (BPBD) Kabupaten Bekasi. Data BPBD mencatat 12 titik banjir dan tiga longsor.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Cikarang Utara mencakup lima titik lokasi di empat desa yakni Mekarmukti, Simpangan, Karangraharja dan Tanjungsari.
Selain di Cikarang Utara, banjir juga merendam tujuh titik lainnya di enam kecamatan yakni Cibarusah, Cikarang Pusat, Sukakarya, Cikarang Selatan, dan Setu. Bahkan di Cibarusah warga terpaksa mengungsi beberapa hari lantaran banjir yang merendam rumah mereka tak kunjung surut.

Beberapa titik banjir turut merendam akses jalan di kawasan industri yang memutus akses distribusi kendaraan berat. Beruntung banjir tidak berlangsung lama.
Tinggi banjir bervariasi mulai dari 30 sentimeter sampai 1 meter lebih. Rata-rata, banjir disebabkan oleh meluapnya aliran sungai dan sumbatan pada sistem drainase
“Secara keseluruhan kondisi saat ini mulai surut, akan tetapi personel masih bersiaga di lapangan karena kondisi intensitas hujan masih cenderung tinggi,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bekasi, Agus Suparno, Selasa (9/1).

Sementara itu, longsor terjadi di tiga kecamatan. Pertama, di Cikarang Selatan, tepatnya di Desa Serang. Longsor ini terjadi pada jalan perumahan dengan tinggi 10 meter, lebar 10 meter, dan panjang 20 meter. Di lokasi berdekatan, longsor juga terjadi dengan tinggi 15 meter dan panjang 30 meter.

Kedua, longsor terjadi di Kecamatan Setu, tepatnya di Desa Cijengkol. Beruntung, longsor ini berskala kecil sehingga tidak terlalu berdampak pada akses maupun pemukiman warga.
Ketiga, terjadi longsor yang membuat jalan di antara Desa Sukamukti dan Desa Sukabungah Kecamatan Bojongmangu ambles. Setelah sempat memutus jalan utama, perbaikan telah dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi bekerja sama dengan pihak swasta melalui dana CSR. Saat ini, jalur tersebut sudah diperbaiki.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Helmi, menyampaikan bahwa masalah banjir memiliki beberapa dampak, terutama terkait luapan sungai yang mengelilingi wilayah Kabupaten Bekasi. Selain itu, permasalahan di bidang perumahan terkait aliran air, drainase yang tidak terawat, dan peil banjir saat pengajuan perlu mendapat perhatian.
Helmi menekankan, perizinan perumahan juga menjadi fokus perhatian bersama. Dia menyadari bahwa banyak perumahan dan kawasan yang terdampak banjir. Masalah ini perlu mendapatkan penanganan serius, terutama karena masyarakat selalu mengalami dampaknya saat musim hujan tiba.

Helmi juga mencatat bahwa luapan sungai dan jebolnya tanggul terkadang terjadi akibat derasnya aliran sungai, seperti yang dialami di wilayah Jababeka.
“Luapan sungai serta tanggul jebol terkadang juga terjadi karena derasnya aliran sungai. Seperti yang terjadi di wilayah Jababeka yang saat ini sudah ada penanganan cepat,” ujar Helmi. (and)

BENCANA
Banjir: 12 titik
Sebaran:
– Cikarang Utara
– Cibarusah
– Cikarang Pusat
– Sukakarya
– Cikarang Selatan
– Setu
– Cibarusah
Ketinggian Air: 30 cm-1 meter lebih
Status: Surut

Longsor: 3 titik
Sebaran:
– Desa Serang
– Desa Cijengkol
– Antara Desa Sukamukti dan Desa Sukabungah
Korban Terdampak: 4.656 Warga
Sumber: BPBD Kabupaten Bekasi