RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Blok F RT 43 RW 16 Perumahan Jayasampurna Residence (JSR) bisa bernafas lega setelah mendapatkan air bersih dari Perumda Tirta Bhagasasi.
Pada Selasa (9/1/2024) sejumlah warga didominasi ibu-ibu berbondong-bondong membawa galon air kosong 15 liter untuk mengambil air bersih dari truk tangki yang terparkir di lingkungan perumahan wilayah Kecamatan Serangbaru Kabupaten Bekasi. Bagi sebagian warga, air bantuan tersebut diperkirakan untuk stok satu sampai dua hari.
Kendati demikian, air bantuan tersebut menjadi penyelamat bagi warga yang selama dua minggu terakhir mengalami kesulitan air bersih karena adanya kebocoran pipa di JSR.
Warga JSR 2, Abdul Syukur, mengenakan kaos oblong tampak senyum sumringah sembari memegang selang air. Ia mengisi satu per satu ember dan galon warga dengan air bersih di tengah teriknya sinar matahari. Sesekali ia mengusap keringat menggunakan lengannya yang tak terbungkus pakaian.
“Ngantri bantuan air dari PDAM. Kisaran dua minggu lah kita gak kebagian air. Air mati terus, tapi ada sih bantuan dari PDAM tapi kan berebut,” ungkap Abdul saat ditemui di lokasi penyaluran air bersih.
Abdul mengakui bahwa bantuan air bersih baru tiba pada siang hari, padahal seharusnya pagi hari. Hal ini terjadi karena saat dia sedang berkoordinasi untuk meminta bantuan air bersih di pagi hari, distribusi air bersih dicegat oleh warga blok lain karena kurangnya pengawalan dari warga Blok F.
Akibatnya, warga Blok F baru menerima air bersih pada siang hari sekitar pukul 13.20 WIB. Meskipun begitu, Abdul dan warga lainnya merasa cukup puas karena sebanyak 4.000 liter air bersih didistribusikan khusus untuk warga Blok F.
“Alhamdulillah bantuan sekarang cukup terbantu, khususnya warga buat stok sehari dua hari cukup. Air dipakai buat mandi nyuci keperluan rumah tangga. Cuma ada keluhan warga kurang gitu soalnya kan ada yang punya anak satu, dua, tiga tergantung kebutuhan juga,” tambahnya.
Selama tidak ada bantuan air bersih, Abdul membeli air galon seharga Rp1.000 per galon. Meskipun tidak layak, ia terpaksa membelinya hanya untuk keperluan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK). Dalam sehari, Abdul, yang memiliki satu orang anak, dapat menghabiskan 15 galon air berkapasitas 15 liter.
“Kita beli ke warung belakang satu galonya harganya seribu, itu juga menurut saya airnya kurang layak cuma mau gimana lagi. Sehari minimal 15 ribu. Kita beli terus selama dua minggu,” ujar Abdul.
Abdul berharap Perumda Tirta Bhagasasi dapat segera menyelesaikan perbaikan kebocoran pipa, sehingga ia dan warga lainnya tidak perlu lagi antre menunggu bantuan air yang datang setiap dua hari sekali. Meskipun air tidak mengalir, Abdul menyatakan bahwa ia harus tetap membayar iuran air, meski tidak ada lonjakan tarif selama dua minggu terakhir.
“Jika ada informasi pipa kelar uji coba nyampe sini dua sampai tiga hari baru ngalir. Perumahan Jayasampurna Residence tahap dua ada sekitar 750 an pelanggan. Kalau digabung JSR satu sama dua ada 1500an pak,” tutur Abdul.
Salahsatu warga JSR 1, Feri, membagikan keluh kesahnya. Sebelum pergantian tahun baru 2024, kondisi air sudah pasang surut hingga pada Selasa (2/1) air mati total tak mengalir ke rumahnya.
Selama air tak mengalir, Feri, yang memiliki dua anak kecil itu harus membeli seribu liter air dengan biaya Rp120 ribu. Pasokan air tersebut dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya selama tiga hari ke depan.
“Kadang nyicil pakai galon juga. Kalau pakai galon bisa 15 sampai 20 galon. Satu galon harganya di perumahan JSR Rp2 ribu,” ujar Feri.
Terkadang, Feri bahkan terpaksa menadah air hujan untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga. Menurutnya, ada tetangganya yang juga memanfaatkan air hujan untuk keperluan mandi.
“Nah pas hujan kemarin pada nampung dapet dua sampai tiga ember. Kalau air hujan buat nyuci baju piring dah. Tapi tetangga ada juga yang dipake buat mandi,” ungkap Feri. (ris)