Berita Bekasi Nomor Satu

Pengembangan PPI Paljaya Harus Kedepankan Aspek Pelestarian Lingkungan

TANAM MANGROVE: Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan (empat kiri) bersama Kepala DKP Jawa Barat, Hermansyah (lima kiri) menunjukkan bibit mangrove yang akan ditanam di Tarumajaya Kabupaten Bekasi, Rabu (10/1). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paljaya menjadi Kawasan Pelabuhan Nusantara Terpadu (KPNT) di Desa Segarajaya Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi harus mengedepankan aspek pelestarian lingkungan.

Hal itu ditegaskan oleh Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, saat kegiatan menanam bibit mangrove di kawasan PPI Paljaya, Rabu (10/1). Penanaman dilakukan di lahan seluas 10.000 meter persegi sebagai bagian dari relokasi lahan seluas 2.000 meter persegi yang terdampak oleh proyek pembangunan pelabuhan untuk akses jalan.
Kegiatan itu diinisiasi oleh PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) sebuah perusahaan kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat untuk melaksanakan pengembangan PPI Paljaya menjadi KPNT.

Lebih lanjut Dani menegaskan, pihaknya mendukung pengembangan PPI Paljaya menjadi kawasan pelabuhan tersebut. Ia berharap, masyarakat untuk ikut mengawal investasi pengembangan wilayah utara ini.

“Kami berharap masyarakat di sini sama dengan di selatan bisa menjaga menyambut kedatangan investor itu dengan karpet merah,” ujar Dani.

Dengan transformasi TPI Paljaya menjadi pelabuhan, juga diharapkan dapat meningkatkan penjualan hasil laut para nelayan. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan peluang kerja bagi penduduk lokal, membantu mengatasi masalah pengangguran, dan kemiskinan, serta mendukung pembangunan infrastruktur wilayah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kegiatannya tidak hanya melibatkan nelayan tangkap, tetapi juga mencakup sektor pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan pendekatan seperti ini, kita semua dapat mencapai kemajuan, terutama di Tarumajaya yang memiliki potensi luar biasa. Secara kesejahteraan, ini juga merupakan warisan bagi nama besar Kerajaan Tarumanegara,” ungkapnya.

BACA JUGA: Banjir Rob Menggenangi Akses Jalan di Kampung Paljaya Tarumajaya

Kepala DKP Jawa Barat, Hermansyah menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab untuk mengganti tanaman mangrove lima kali lipat, yaitu mencapai 10.000 meter persegi. Selain itu, ia juga mengharapkan perusahaan menyediakan sarana prasarana seperti kios, fasilitas umum, dan beberapa bangunan yang terdampak oleh pembangunan.

Rincian ini telah diatur dalam perjanjian kerjasama yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat. “Mereka itu menyewa lahan kita sebagai akses jalan dia. Salah satu kewajibannya mereka juga membangunkan sarana prasarana, jadi itu fasilitas kita dalam hal ini kios-kios yang terbangun terdampak membangunkan kembali di pelabuhan ini,” kata Hermansyah.

Menurutnya, keterbatasan anggaran membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengembangkan PPI Paljaya menjadi pelabuhan.
Dengan beroperasinya akses tol Cibitung-Cilincing, potensi pelabuhan ini semakin meningkat. Ke depannya, pelabuhan tersebut akan dilengkapi dengan dermaga untuk keperluan nelayan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

“Tentu harapan kita setelah penataan kawasan pelabuhan ini tentu bisa kondisinya lebih baik, lebih tertata. Ke depan kita juga berharap pelabuhan perikanan ini bisa lebih aktif, alurnya kita perdalam sarana prasarana dasar pelabuhan berupa dermaga dan titik ini nantinya kita akan lakukan sesuai masterplan yang di buat PT TRPN,” pungkasnya. (ris)