Berita Bekasi Nomor Satu

Lukis Bakar ala Alif Golif

MELUKIS: Alif Golif melukis wajah Menteri BUMN Erick Thohir dengan metode dibakar menggunakan korek api gas di studio lukisnya di Perumahan Puri Mutiara Indah Desa Karangraharja Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Rabu (17/1). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Alif Golif (29), pria asal Tegal telah menekuni seni lukisan dengan metode dibakar dalam beberapa tahun terakhir. Inspirasi itu Alif dapati saat tengah asik menghisap rokok kreteknya yang disandingkan dengan kopi hitam diatas gelas tanah liat.

Sejak kelas empat SD, Alif telah memiliki bakat dan menekuni dunia lukisan. Hingga pada 2017 ia mulai aktif melukis. Dua tahun kemudian atau 2019 Alif mulai bereksperimen melukis dengan metode dibakar menggunakan korek api.

“Awal eksperimen pakai kertas biasa, saya mencoba banyak kertas ada yang hasilnya hitam, kuning ada yang dibakar meleleh dicoba semuanya. Ketemu karakter agak kekuning-kuningan pakai kertas jenis art paper,” ungkap Alif saat dijumpai di rumah yang menjadi galeri lukisannya di Perumahan Puri Mutiara Indah Desa Karangraharja Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Rabu (17/1).

Alif menamakan teknik melukis bakarnya Fumage Modern. Menurutnya, sedikit pelukis dengan metode dibakar di Indonesia, bahkan di wilayah Cikarang mungkin hanya Alif seorang.

Sepanjang pengalamannya, banyak pelukis bakar menggunakan lilin hingga soldier namun ia memilih korek api gas yang jarang digunakan pelukis lainnya.

“Metodenya pakai korek. Mungkin di Indonesia baru ini ada. Satu lukisan biasanya menghabiskan tiga korek api,” tambahnya.

Saat berkunjung ke kediamannnya, dinding ruang tamu dipenuhi lukisan-lukisan karyanya. Terdapat beberapa tokoh negara, agama, artis dan lainnya yang Alif lukis dengan metode dibakar, mulai dari presiden pertama Indonesia, Soekarno, Bung Hatta, Joko Widodo, Habib Lutfi, dan Deddy Corbuzier. Sekitar 50 koleksi lukisan bakarnya dipajang pada dinding studio maupun tersusun rapi pada album layaknya foto.

“Kalau koleksi 50an ada, kalau terjual mungkin kurang dari 50,” ujar Alif.

Pria muda yang memutuskan untuk berkarir melalui lukisannya ini telah melanglang buana ke daerah-daerah melalui pameran bersama rekan pelukis lainnya, seperti di Yogjakarta dan Surabaya.

Awalnya melukis ini hanya sebuah sampingan saat ia bekerja di Cikarang, namun kini menjadi usaha dalam darah hidupnya. Hasil lukisannya pun telah mencapai ke Negara Jerman dan Cina.

“Indonesia ya belum semuanya juga sih, pernah ke Jerman, Cina cuma ya lewat orang yang tadinya pesan lukisan biasa terus dipasarkan. Yang jual ke Jerman itu lukisan wajah orang buat merchandise atau kado, kebanyakan pada datang ke rumah hasil referensi. Pernah dari Brunei dibayar, dia cuma pesan video saya lagi melukis wajahnya aja. mungkin karna tekniknya kali ya yang beda,” tutur Alif.

Dengan memanfaatkan media sosial (medsos) ia memasarkan hasil lukisannya, baik lukisan diatas kanvas maupun lukisan dengan metode dibakar. Setiap harinya ia membuat konten-konten untuk menarik perhatian netizen. Untuk menyelesaikan satu lukisan dengan metode dibakar berukuran kertas A4, Alif mampu mengerjakannya dalam satu hari.

“Kalau pesan wajah sehari jadi prosesnya cuma beberapa jam tapi kan di pres karna kalo dibakar kan melengkung. Kalau harga itu gak bisa dipatok ya soalnya sesuai tingkat kesulitan. Terakhir paling murah ya Rp 150 ribu, paling mahal Rp 10 juta untuk saat ini mencapai segitu,” ujarnya.

Alif berharap, Cikarang yang merupakan kota industri terbesar se-Asia Tenggara dapat memberikan nuansa baru melalui seni lukis, terutama melalui karya lukisan bernuansa alam dan lukisan bakarnya. Selain itu, ia juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan ruang yang lebih besar untuk ekspresi seniman lukis di wilayah tersebut.

“Kalau untuk seninya lebih diperhatikan lagi, karena banyak seni yang lahir di luar nalar,” tandasnya. (ris)