Berita Bekasi Nomor Satu

Israel Tolak Tawaran Pertukaran Tawanan, Rakyat Israel Marah

Warga Israel tuntut sepakati pertukaran tawanan/MEMO

RADARBEKASI.ID, ISRAEL – Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Menjamin Netanyahu menolak tawaran hamas untuk pertukaran tawanan.

Sikap Netanyahu yang menolak adanya pertukaran tawanan itu mendapat reaksi keras dari keluarga tawanan di Israel.

Akibatnya, muncul tuduhan warga atas pemerintah bahwa mereka tidak peduli warga Israel yang ditawan.

BACA JUGA: Serangan Israel Kian Brutal, 2 Jurnalis Al Jazeera Tewas Digempur Rudal

Dilansir dari MEMO (24/1/2024), keluarga tawanan asal Israel berkata pada Agensi Anadolu bahwa, menyelamatkan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas di jalur Gaza melalui perang adalah hal yang mustahil, mereka menyerukan Tel Aviv untuk memulai negosiasi dengan kelompok Palestina tersebut.

Terhitung sejak perang pecah, sebanyak 136 warga Israel telah dijadikan tahanan atau tawanan perang oleh kelompok pejuang Hamas sejak 7 Oktober.

Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan warga Palestina dari penjara Israel sebagai imbalan atas pembebasan warga Israel yang ditahan.

BACA JUGA: Pemimpin Hamas Desak Menlu AS Hentikan Agresi Israel di Jalur Gaza

Keluarga para tawanan Israel dan sebagian besar masyarakat menuduh pemerintah mengabaikan para tawanan dan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan mereka.

Kemarahan semakin meningkat menyusul sebuah berita bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak pertukaran tahanan dengan Hamas dalam kondisi saat ini.

Sekelompok orang menyerbu Knesset Israel pada hari Senin (22/1/2024) dan mendesak para pendukungnya untuk bekerja menuju perjanjian pertukaran tawanan yang baru.

BACA JUGA: Siasat Israel Lumpuhkan Hamas Pakai Surat Al Ankabut

Keluarga para tawanan mendirikan tenda di depan kediaman Netanyahu di Yerusalem Barat pada Minggu malam untuk memprotes.

Sore harinya, mereka berkumpul di lokasi yang sama, menyerukan Netanyahu untuk bernegosiasi dengan Hamas dan menyelamatkan para tawanan.

Aciram Meir, paman dari tawanan berusia 21 tahun yang bernama Almog Meir, mengatakan bahwa perang tidak akan mengembalikan keponakannya.

BACA JUGA: PM Israel Rencana Tawarkan Rakyat Palestina Pindah ke Negara Ini

Aciram berkata, “Kami membutuhkan kesepakatan untuk membawanya kembali. Akan sangat sulit bagi Netanyahu untuk mencapai kesepakatan. Namun jika Anda ingin para sandera tetap hidup dan membawa mereka kembali, sayangnya, hal itu harus dilakukan melalui kesepakatan dan bukan dengan pertempuran.”

Mengingat tujuh minggu telah berlalu sejak perjanjian pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas, Meir menuduh pemerintah tidak melakukan upaya yang cukup untuk memulangkan para tawanan.

Menurut Nava Rozolyo yang menghadiri protes tersebut, Netanyahu bertekad untuk tetap berkuasa dengan cara apa pun dan tidak mau melakukan pertukaran karena mendapat tentangan dari mitra koalisinya.

BACA JUGA: Houthi Ancam Bakal Terus Lancarkan Serangan ke Laut Merah hingga Israel Stop Agresi ke Palestina

Rozolyo menggambarkan situasi ini sebagai tensi antara kepentingan pribadi Netanyahu dan kepentingan nasional Israel.

Zahor Avigdoi, seorang pengunjuk rasa lainnya, mengatakan bahwa pemerintahan Netanyahu memiliki kemampuan untuk mengakhiri krisis penyanderaan tetapi mereka membutuhkan keberanian untuk melakukannya.

“Kami berada di jalur yang benar untuk dipilih, kami di sini untuk memberi tahu mereka bahwa kami mendukung mereka.

Kisah para sandera bukan hanya kisah keluarga para sandera; ini adalah kisah seluruh penduduk Israel.”

“Ini adalah sebuah cerita, ini adalah kemampuan kita untuk percaya dan mendapatkan kembali kepercayaan antara warga negara dan pemerintah, kepercayaan ini hancur berkeping-keping pada tanggal 7 Oktober.”, ujar Zahor Avigdoi.

Zahor Avigdoi menambahkan, “Kami memohon kepada pemerintah dan Perdana Menteri kami untuk mulai membangun kembali kepercayaan ini dengan memulangkan mereka sekarang.” (jpc)