RADARBEKASI.ID, BEKASI – Angin berhembus kencang menerpa tubuh anak-anak dan orangtuanya yang tengah asik bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang berada di Desa Jatireja Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi, Rabu (24/1) sore.
Langkah-langkah kecil tanpa henti ke sana kemari membawa senyum menuju wahana bermain, seperti ayunan, perosotan, dan lainnya. Ya, taman milik Pemerintah Kabupaten Bekasi yang diresmikan pada 2020 lalu ini jarang sepi oleh pengunjung.
Reyhan, anak usia lima tahun ini tak henti senyum sembari berlari. Sedangkan Rahmi, orangtuanya siaga memegang mangkuk berisi nasi sayur dan telur. Sesekali Reyhan menghampiri ibunya untuk mendapatkan sesuap nasi.
“Setiap sore kalau pagar rumah udah dibuka, anak saya udah lari aja ke sini. Banyak mainannya anaknya. Nanti sorean pasti lebih rame lagi, ibu-ibu komplek pada bawa cucu, anaknya,” ungkapnya di RPTRA kepada Radar Bekasi.
Cuaca di wilayah Cikarang Timur belakang ini memang cukup ekstrem. Angin berhembus kencang. Pukul 15.30 WIB saja terik matahari masih terasa menyelekit di kulit.
Namun, kondisi perubahan cuaca ini tak menyurutkan para orangtua bersama anak-anaknya untuk mengunjungi taman ramah anak satu-satunya di Kabupaten Bekasi.
“Khawatir sih kalau cuacanya begini, tapi lebih baik gini daripada hujan gak bisa keluar rumah. Makanya sebelum main keluar Reyhan saya pakein minyak telon biar anget,” tambahnya.
BACA JUGA: Metland Cikarang Prioritaskan Ruang Terbuka Hijau
Taman seluas 9.000 meter persegi ini memiliki tujuh area bermain. Mulai dari area lapangan voli, basket, skateboard, tiga taman bersantai dan satu pendopo yang dilengkapi dengan toilet. Ada penjaga taman yang senantiasa merawat kondisi tumbuhan serta wahana pada RPTRA tersebut.
Sementara, Bisma (15) tengah asik melempar bola basket ke dalam ring seorang diri. Ia menunggu teman-teman satu kompleknya yang tinggal tak jauh dari RPTRA.
Setiap Rabu merupakan jadwal Bisma dengan teman sejawatnya itu bermain basket hanya untuk sekedar menghilangkan penat dari tumpukan Pekerjaan Rumah (PR) sekolahnya.
“Saya main basket baru dua tahunan. Kesini naik sepeda 10 menit, ini lagi nungguin temen pada nyusul. Teman ada yang tiap hari kesini, kalau saya cuma bisa hari Rabu, banyak PR sekolah,” tutur Bisma.
Seraya dengan Hamid (53), setiap hari libur taman yang luas ini juga sering menjadi tempat berkopi darat komunitas sepeda. Begitupun para ibu-ibu yang senam dari lingkungan RT setempat.
“Hari Minggu lima taman ini penuh. Apa aja ada. Orang dagang aja gak ada,” kata Hamid.
Baik Hamid, Rahmi maupun Bisma, ketiganya sangat merasakan manfaat kehadiran taman tersebut. Mereka dapat mengisi waktu luang tanpa ada gangguan gawai. Taman seperti ini sangat dibutuhkan di wilayah-wilayah lain. Selain menambah kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH), juga menjadi waktu jeda antara manusia dengan teknologi. (ris)