Berita Bekasi Nomor Satu

Jembatan Merintis Setu Bekasi Tawarkan Keindahan Alam Perdesaan

POTENSI WISATA: Pesepeda melintasi jembatan merintis di Desa Kertarahayu Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi, Kamis (8/2). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rindang pepohonan bambu menyelimuti jembatan Merintis di Desa Kertarahayu Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi, Kamis (8/2).

Meski masih tergolong baru, jembatan ini memiliki daya tarik unik dengan telapak kayu yang kokoh, dihiasi empat kabel sling, dan ditopang besi, serta kawat penjaga.

Berbeda dari masa lalu ketika jembatan ini masih terbuat dari kayu dan bambu yang rentan lapuk.

“Waktu masih kayu bambu capek gantiinnya, gampang lapuk,” ujar Nemi saat ditemui di warung miliknya di sekitar jembatan Merintis.

Nemi merupakan saksi perkembangan jembatan Merintis yang menghubungkan wilayah Desa Kertarahayu Setu dengan Desa Jayasampurna Serangbaru.

Sudah tujuh tahun, warga asli Pedurenan Mustikajaya Kota Bekasi itu menggarap lahan milik seseorang, mulai dari membuat warung kopi hingga menanam padi dan palawija.

“Saya tinggal di Desa Kertarahayu dari 1991, istri orang asli sini. Di sini ada tanah kosong suruh tanemin apa gitu disuruh rawat. Ada kisaran tujuh tahunan. Saya bikin warung, kecil-kecilan kalau lagi rame sampe gak muat, kalau kosong ya sepi gini,” tambahnya.

Warung kopi milik Nemi merupakan tempat istirahat bagi para warga yang hilir mudik melintasi jembatan merintis. Dahulu jembatan itu dinamakan warga sekitar sasak manggala. Sejak direnovasi total pada Oktober 2023 lalu, namanya diganti menjadi jembatan Merintis.

“Jembatan ini udah lama di bawah 1990. Kalau dulu (namanya,red) sasak manggala sekarang merintis. Cinta dua desa. Desa Kertarahayu sama Jayasampurna,” tutur Nemi.

Jembatan itu direnovasi total selama 13 hari. Secara gotong royong masyarakat dua desa bersama karang taruna dan salahsatu yayasan menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut. Namun untuk menuju akses jembatan merintis itu masih berupa tanah dan jalan setapak.

“Kesananya belum dicor. Kemarin mau diurug udah keburu ujan, mobil gak bisa harus lewat sawah, sawah udah ditanemin jadi ditunda dulu, paling nanti kalo udah kemarau lagi,” kata Nemi.

Meskipun demikian, masyarakat sering melintasi jembatan Merintis. Setelah renovasi, pengendara motor kini dapat melintas, berbeda dengan masa lalu ketika hanya pejalan kaki dan pesepeda yang bisa melewati jembatan.

Selain menjadi rute bagi pedagang karena akses dekat dengan permukiman penduduk, jembatan ini juga menawarkan suasana rindang dan pepohonan rimbun, menjadikannya destinasi bersepeda yang menarik.

Imam Husein (33), warga asal Pekayon Bekasi Selatan ini tak pernah menyangka bisa sampai ke jembatan merintis menggunakan sepedanya.

Ia harus bersusah payah mendorong sepeda melintasi jalan pematang sawah, diliputi tanah merah setelah hujan.

“Akses ke situnya masih sangat jelek. Sulit dilewatin untuk kendaraan roda dua, motor sama sepeda,” ujar Imam.

Menurutnya, jembatan Merintis memiliki potensi wisata sebagaimana jembatan-jembatan di Setu seperti Sasak Mare dan Sasak Bondol. Yang membedakan adalah keindahan sawah dan suasana sejuk di sekitarnya.

“Harusnya ini bisa jadi destinasi wisata, karena sawah dan suasana sekitar jembatan sudah cukup indah untuk daerah di sekitar Kabupaten Bekasi. Yah paling enggak untuk sekedar kongkow di situ sambil berfoto-foto, ” tandasnya. (ris)