Berita Bekasi Nomor Satu

Identifikasi dan Asesmen Penting dalam PPDB SLB di Kota Bekasi

SERAHKAN TUGAS: Seorang siswa SLB menyerahkan buku tugas sekolah kepada guru di dalam kelas. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Proses identifikasi dan asesmen saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Luar Biasa (SLB) menjadi langkah krusial dalam menyiapkan pembelajaran di sejumlah SLB di Kota Bekasi untuk Tahun Ajaran 2024/2025.

Tujuan identifikasi untuk mengetahui kekhususan calon siswa baru. Sementara asesmen dilakukan guna meraih informasi lebih menyeluruh tentang kelebihan dan kelemahan calon siswa baru.

“Untuk menyusun program pembelajaran dan program kebutuhan khusus sesuai kebutuhan anak,” ujar Kepala SLB As-Syafi’iyah Kota Bekasi, Pawastri kepada Radar Bekasi, Rabu (14/2).

Ia menjelaskan, proses asesmen awal yang dilakukan berupa tes klasikal atau menguji kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan memahami situasi di sekolah.

“Secara umum adalah melakukan tes klasikal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bersosialisasi di sekolah, jika dirasa belum memungkinkan, maka disarankan kepada orang tuanya melakukan terapi terlebih dahulu,” beber Pawastri.

BACA JUGA: ANBK, Siswa SLB Perlu Waktu Melatih Motorik dan Pahami Soal

Bagi calon siswa yang belum lolos tes tersebut, pihaknya menyarankan kepada orangtuanya untuk melakukan terapi terlebih dahulu.

“Jika sudah diterapi dan mampu bersosialisasi dengan baik, maka siswa itu baru bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah,” ucapnya.

Saat ini, proses pendaftaran untuk calon siswa baru di SLB belum sepenuhnya dibuka. Sebab setiap sekolah masih menunggu kuota yang tersedia.

“Kalau di sekolah kami belum sepenuhnya membuka pendaftaran, sebab masih menunggu kuota yang tersedia atau pada saat kelulusan nanti. Paling dibuka pada 23 Juni 2024 mendatang,” terang Pawastri.

Hal senada juga disampaikan Kepala SLB Kembar Karya Kota Bekasi, Sumiyati. Dikatakan, asesmen kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa.

“Proses asesmen itu sangat penting untuk dilakukan, apalagi bagi siswa SLB,” tuturnya.

Bagi siswa yang belum bisa bersosialisasi dan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, maka disarankan untuk mengikuti terapi terlebih dahulu.

“Terapi itu gunanya untuk membiasakan siswa SLB agar mampu bersosialisasi di sekolah, dan juga dapat menyesuaikan diri dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas,” tandas Sumiyati.

Pihaknya juga belum membuka pendaftaran bagi siswa baru dengan alasan masih menunggu jumlah kuota, hasil kenaikan kelas, dan kelulusan.

“Kami masih menunggu hasil kelulusan dan kenaikan kelas, sehingga baru bisa diketahui jumlah kuota yang tersedia,” pungkasnya. (dew)