Berita Bekasi Nomor Satu

Strategi Kebudayaan Indonesia

Dr. Susetya Herawati, S.T. M.Si Dosen Kajian Pembangunan Perkotaan dan Wilayah Universitas Krisnadwipayana Sekretaris Program Kebudayaan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pesta demokrasi bangsa Indonesia yang akan digelar pada 14 Februari 2024, tentu menjadi penantian bagi masyarakat untuk melakukan hak dan tanggung jawabnya sebagai warganegara untuk turut andil menentukan pemimpin 2024-2029.

Dalam debat Calon Presiden (Capres) terakhir mengusung tema beberapa diantaranya adalah tentang kebudayaan dan pendidikan. Ada banyak hal yang penulis amati tidak terbahas tuntas, barangkali ini karena waktu yang terbatas.

Sebagai dosen Kajian Pembangunan Perkotaan dan Wilayah, isu tentang pembangunan pada kebudayaan dan pendidikan menjadi isu strategis untuk dibahas sangat mendalam, hal ini karena adanya permasalahan yang sangat besar pada bangsa Indonesia yang tengah dihadapi, yaitu adanya crisis nation character (lack of identity), economy gap, old mindset, corruption dan moral hazard. Kelima permasalahan tersebut membuat modal bangsa untuk berkembang kurang dapat dimaksimalkan.

Indonesia memiliki keragaman yang begitu besar, dimana berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia memiliki 17.001 pulau, 1.340 suku bangsa, dan kekayaan alam yang begitu besar.

Untuk dapat menghadapi konflik serta untuk mengatasi permasalahan yang ada harus menggunakan kekuatan yang bersifat soft power dan bukan hard power atau kekuatan fisik. Untuk dapat mengatasi hal tersebut dibutuhkan strategi-strategi salah satunya yaitu melalui strategi kebudayaan.

Jika selama ini budaya hanya dilihat dari sisi yang terlihat semata, misalnya behaviours, appeareance, dress, language, habits, customs, dan traditions, budaya yang tidak terlihat ternyata jauh lebih besar seperti bagian bawah gunung es, seperti beliefs, norms, expectations, perceptions, time orientation, space orientation, learning styles, personality, styles, rules, roles, values, assumptions, dan thought processes. Budaya yang berada di bawah permukaan ini, meskipun sebagian besar di luar kesadaran diri, memiliki peranan penting mempengaruhi identitas secara kuat.

Sebagai sebuah strategi, kebudayaan dapat dianggap mempererat kehidupan bersama yang bukan hanya karena persamaan kepentingan sesaat, melainkan untuk mendorong persamaan nilai-nilai dasar (share basic values) sebagai acuan perilaku dalam kehidupan bersama.

Untuk itu perlu dilakukan penguatan kemampuan masyarakat dalam menguasai kebudayaannya sendiri. Sasaran utamanya adalah pada generasi muda. Para generasi muda ini perlu dirancang secara terencana, sistematis dan terprogram melalui pendidikan informal (dalam keluarga), nonformal (kursus) dan pendidikan formal (pendidikan dasar, menengah dan tinggi) yang tidak hanya mentransfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai luhur, norma sosial, identitas budaya dan martabat nasional.

Langkah ini tentu saja memerlukan investasi jangka panjang, terutama dalam dunia pendidikan tinggi, seperti dalam bidang sains, teknologi, ilmu rekayasa dan matematika (STEM/Science, Technology, Engineering and Mathematics) dan ilmu ilmu sosial (social sciences).

Dalam menerapkan kebudayaan sebagai strategi tentu tidak dapat dilepaskan dari peran pendidikan. Indonesia yang memiliki modal untuk menjadi negara maju dan mendahului raksasa-raksasa Asia, melalui modal kekayaan di bidang kelautan, sumber daya alam, serta potensi jumlah populasi yang besar, Indonesia perlu mengelola perbedaan melalui internalisasi pancasila, fokus pada pengelolaan di bidang pendidikan, persatuan dan ekonomi.

Pada bidang pendidikan, target utamanya adalah melahirkan daya saing bangsa Indonesia. Pemerintah harus mampu mengingkatkan kualitas pendidikan tingginya. Perguruan tinggi berkualitas ditandai dengan hadirnya perguruan tinggi yang bisa menjadi produsen, bisa berkoneksi dengan realistis, terkoneksi dengan kebutuhan pasar, dan terkoneksi dengan masyarakat, serta menjalin kerjasama yang erat dengan pemerintah dan industri.

Pemerintah telah mendorong pendidikan jarak jauh untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi, harus direspon oleh semua pihak dalam implentasinya melalui standar mutu pendidikan yang harus dipatuhi bersama, juga hadirnya pengajar asing agar pendidikan di Indonesia mampu melakukan lompatan pengetahuan.

Dalam bidang persatuan, target utamanya membuat anak anak cerdas bangsa ini mendapat perhatian untuk mengelola kekayaan alamnya. Pemerintah harus mendukung dan menghargai kecerdasan anak bangsanya sendiri. Ada banyak karya anak bangsa sendiri yang tidak kalah hebat dengan karya dari bangsa lain, namun banyak kurang mendapatkan perhatian sehingga anak bangsa Indonesia banyak dimanfaatkan atau berpindah ke bangsa lain atau negara lain karena lebih dihargai.

Dalam bidang ekonomi, target utamanya melahirkan banyak kreativitas, inovasi dan entrepeneurship (kewirausahaan). Pemerintah harus mampu memberikan dukungan penuh terhadap segala kreativitas dan inovasi anak bangsa. Pemerintah juga harus mampu memetakan dan membangun unique strengths Indonesia menjadi sebuah nilai lebih untuk diimplementasikan dalam bidang-bidang pembangunan.

Dalam iklim kompetisi global, membangun ketahanan mutlak diperlukan. Salah satu bentuk ketahanan tersebut yaitu strategi kebudayaan yang dapat dijadikan benteng jika tidak ingin hanyut dan tenggelam diterjang oleh adanya kompetisi global. Strategi kebudayaan dapat berarti ganda, pertama strategi pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan kedua, strategi sebagai pendekatan untuk menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, dan politik, serta strategi menghadapi adanya proxy war dan neocortical war.

Dalam menumbuhkan daya saing dan dalam menerapkan strategi kebudayaan, ada 4 (empat) nilai yang harus dikembangkan dan keempat nilai tersebut dapat menjadi core values yang mampu memberi lompatan untuk mengubah mindset sebagaimana yang diharapkan. Keempatnya meliputi: (1) kebangsaan, (2) kemandirian, (3) budaya unggul, dan (4) gotong royong. Saat ini keempat nilai tersebut paling dibutuhkan Indonesia dari banyak nilai (universal values) yang ada untuk menumbuhkan daya saing dan dalam menerapkan strategi kebudayaan. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin