Berita Bekasi Nomor Satu

Caleg Baru Geser Petahana

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah nama Calon Anggota Legislatif (Caleg) petahana DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI dan VII harus rela namanya saat ini berada di bawah Caleg non Petahana atau wajah baru. Nama-nama tersebut berpeluang menghadang petahana kembali ke Senayan saat perhitungan suara berjalan hingga Selasa (20/2) malam.

Pada pukul 20:30 WIB kemarin, Real Count Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu Legislatif (Pileg) DPR RI Dapil Jawa Barat VI telah menunjukkan angka 42,50 persen. Perolehan suara di lebih dari lima ribu TPS telah terinput.

Sementara di Dapil Jawa Barat VII, pada kirim waktu yang sama telah menunjukkan angka 36,26 persen. Sudah terinput suara di lebih dari enam ribu TPS.

Beberapa nama petahana harus rela perolehan suaranya berada di urutan bawah sampai dengan malam kemarin. Seperti Dapil Jawa Barat VI dengan alokasi enam kursi DPR RI, Caleg Petahana dari Partai Gerindra Nuroji harus rela berada di urutan ke tujuh dengan perolehan suara sementara 12.492.

Urutan teratas ditempati oleh Caleg dari Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq dengan perolehan suara sementara 32.216.

Sementara Caleg Petahana dari Partai Golkar Wenny Haryanto berada di urutan sembilan dengan perolehan suara sementara 9.665, serta Nur Azizah Tamhid dari PKS berada di urutan ke 10 dengan perolehan suara sementara 9.249.

Dengan alokasi 10 kursi, posisi teratas di DPR RI Dapil Jawa Barat VII ditempati oleh Dedi Mulyadi yang saat ini mencalonkan diri dari Partai Gerindra dengan perolehan suara sementara 84.891, jauh meninggalkan perolehan suara Caleg lain. Sedangkan Caleg Petahana dari Partai PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka berada di urutan ke 11 dengan perolehan suara sementara 12.381.

Caleg Petahana lainnya adalah Dadang S Muchtar dari Partai Golkar di urutan ke 13 dengan perolehan suara 9.977, disusul Daeng Muhammad dari PAN dengan perolehan suara 9.176 di posisi ke 14.

BACA JUGA: Kekuatan Petahana Melemah

Belum cukup kuat alasan setiap Caleg maupun tim pemenangannya untuk bereuforia. Perhitungan sementara KPU belum menginjak angka 50 persen, hingga nanti diumumkan oleh KPU hasil akhirnya.

Ketua tim pemenangan Ranny Fahd Arafiq, Faisal menyampaikan bahwa pihaknya menunggu hasil akhir perhitungan yang sedang dilaksanakan oleh KPU. Meskipun kata dia, berdasarkan hasil rekapitulasi internal suara Ranny mencapai 100 ribu.

“Alhamdulillah, suara bu Ranny sampai sekarang jauh melebihi yang lain. Kita tunggu hasil perhitungan KPU,” kata Faisal.

Hasil Real Count sementara ini kata dia, menggambarkan keberhasilan tim mengkonsep kampanye untuk memperkenalkan Ranny kepada masyarakat.

Nama baru yang lainnya adalah Sudjatmiko. Caleg dari Partai PKB ini sementara menempati urutan ketiga dengan perolehan 17.114 suara, mengungguli beberapa Caleg petahana di Dapil Jawa Barat VI.
“Semua pasti menunggu perhitungan resmi ya, tapi semua pun sudah bisa berhitung,” kata Sudjatmiko.

Hasil perhitungan internal di Kota Depok, perolehan suaranya berkisar 39.500 berdasarkan 99 data yang masuk. Sementara di Kota Bekasi, catatan perolehan suaranya di angka 70 ribu berdasarkan 66 persen data yang masuk tabulasi internal.

“(Selisih perolehan suara untuk menempati kursi) 1,2,3, dan 4 nya tipis-tipis. Dan InsyaAllah kalau lihat dari hasil saya yang sudah masuk 76 persen secara total ya sudah jauh (dengan Caleg di urutan kelima dan seterusnya),” tambahnya.

Kondisi hampir serupa juga terjadi di Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar VII yakni Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Sejumlah nama caleg baru muncul dari hasil hitung si rekap. Bahkan ada beberapa caleg petahana justru menurun.

BACA JUGA: Caleg Baru ‘Pepet’ Petahana

Caleg petahana dari Partai Amanat Nasional (PAN), Daeng Muhammad, menganggap data perolehan suara yang di Sirekap itu tidak benar, karena tak ada penambahan sejak hari pertama pemungutan suara. Berdasarkan hasil perolehan suara di Sirekap, Daeng hanya mengoleksi 8.496. Raihan suara Ketua DPD PAN Kabupaten Bekasi ini tertinggal jauh dengan rekan satu partainya, Verrel Bramasta yang mengoleksi 15.705 suara.

“Itu mah data ngaco, karena Sirekapnya bermasalah. Itu data dari hari pertama begitu,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (20/02).

\Dirinya memilih untuk melakukan penghitungan suara secara manual yang mengacu kepada hasil C1 di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari hasil penghitungan secara manual, Daeng membeberkan, selisih suara dirinya dengan Verrel cukup jauh untuk di Bekasi.

“Di Bekasi saja selisih saya sama Verrel 16.000, itu baru 42 persen TPS, dari data di input dari C1 asli,” ungkapnya.

Sebagai Caleg petahana dua periode, Daeng optimis bisa mempertahankan posisinya di senayan pada Pileg 2024 ini. “Ya insya Allah, karena dari hasil penghitungan C1 asli saya unggul, selisih suara saya sama Verrel jauh,” ungkapnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah menilai, data perolehan suara dari Sirekap tak bisa menjadi acuan para Caleg untuk melihat posisinya. Hal itu mengingat, dari awal data yang masuk ke Sirekap sudah tidak sesuai (ngaco). Oleh karena itu, Roy menyarankan agar para Caleg bisa bersabar menunggu penghitungan berjenjang yang dilakukan penyelenggara.

“Selama belum hasil dari perhitungan berjenjang dan masih perhitungan input Sirekap KPU, maka saya belum bisa nyatakan aman,” katanya.(sur/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin