RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kota dan Kabupaten Bekasi masih didominasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) karena kurangnya lahan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Pengamat Pendidikan, Tengku Imam Kobul Mohamad Yahya, menyebut bahwa keterbatasan lahan menjadi kendala utama belum adanya PTN di Bekasi. Pembangunan PTN dibutuhkan lahan kurang lebih 5 hektar sampai dengan 7 hektar.
“Memang dua daerah ini terkendala persyaratan lahan, karena dibutuhkan lahan yang cukup luas untuk pembangunan PTN,” kata Pengamat Pendidikan, Tengku Imam Kobul Mohamad Yahya kepada Radar Bekasi, kemarin.
Pendirian PTN merupakan kewenangan pemerintah pusat. Dalam pendirian PTN, pemerintah daerah hanya sebatas mengusulkan.
“Pendirian PTN itu kewenangannya di pusat, sementara dari daerah hanya bisa mengajukan, dengan salah satu syaratnya harus menyiapkan lahan yang luas,” beber Imam.
PTS bisa menjadi PTN. Namun syaratnya tetap ketersediaan lahan luas harus terpenuhi.
“Sebenarnya bisa saja diajukan dari PTS menjadi PTN, seperti Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), itu buktinya bisa, karena syarat lahannya terpenuhi,” ujar Imam.
Ia menilai pemerintah daerah tidak memprioritaskan pembangunan PTN di wilayahnya.
“Kedua pemerintah daerah ini, tidak memprioritaskan pembangunan PTN, jadi sekarang dikuasai oleh PTS dan pengusaha,” terang Imam.
Meski begitu, Kota dan Kabupaten Bekasi memiliki PTS unggul, seperti Universitas Islam 45, Trisakti, Gunadarma di Kota Bekasi, dan President University di Kabupaten Bekasi.
“Walaupun Kota dan Kabupaten Bekasi hanya memiliki PTS, tapi bisa dibilang unggul dan keren-keren. Bahkan salah satunya, sudah masuk dalam kategori universitas kelas internasional,” ucapnya.
Namun, ia berharap ke depan Kota maupun Kabupaten Bekasi sudah harus memikirkan, bagaimana caranya agar ada PTN di dua daerah yang bertetangga ini.
“Harus tetap diusahakan supaya ada PTN di Kota dan Kabupaten Bekasi, sehingga lebih dikenal, karena PTN itu ada yang namanya verifikasi PTN terbaik kelas dunia. Terus dengan adanya PTN, bukan sebatas pendidikannya saja yang akan meningkat, tetapi ekonomi juga terdongkrak, karena muncul usaha-usaha baru di sekitarnya, seperti kosan, tempat makan yang menimba ilmu dari daerah lain,” tandas Imam. (dew)