RADARBEKASI.ID, INGGRIS – Jonathan Christie juara All England 2024 setelah berhasil mengalahkan rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting dalam partai final di Utilita Arena, Birmingham, Minggu (17/3/2024).
Dalam laga tersebut, Ginting tidak tampil pada performa yang bagus seperti saat melibas Viktor Axelsen. Dia tertinggal dengan cepat karena kesalahan sendiri. Ginting sempat tertinggal dengan skor 4-11 sebelum mampu mendapat momentum untuk mengejar skor.
Ginting sempat mengalami masalah pada jarinya dan mendapatkan perawatan medis. Dia sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 13-16. Namun, Jonathan segera kembali memegang kendali permainan lagi. Jonathan mendapat banyak sedekah poin dari Ginting. Pada akhirnya, set pertama berakhir dengan skor 15-21 untuk kemenangan Jonathan.
BACA JUGA: All Indonesian Final Terulang Lagi di All England 2024, Ini Profil Jonathan Cristie
Gim kedua dimulai dengan ketat. Ginting mendapat dua poin awal, akan tetapi Jonathan mampu menyusul dan skor menjadi 6-6. Pada kedudukan 6-7, Jonathan melakukan challenge dan berhasil.
Bola pukulan Ginting dinyatakan keluar. Setelah itu, poin beruntun mampu didapatkan Jonathan hingga skor menjadi 6-10.
Jonathan sangat percaya diri, tetapi Ginting tidak menyerah begitu saja. Reli cukup panjang terjadi sebelum Ginting membuat skor menjadi 7-10. Bahkan, smash keras Ginting sempat membuat skor menjadi 14-15.
Namun, momen kebangkitan Ginting sirna setelah Jonathan mendapat lima poin beruntun dan skor menjadi 14-20. Dari situ, Jonathan akhirnya menutup perlawanan Ginting dengan skor 14-21.
Jonathan menang dua gim langsung 21-15 dan 21-14 dalam tempo 55 menit. Itu adalah gelar pertama Jojo di All England. Pebulu tangkis 26 tahun tersebut berhak menjadi yang terbaik setelah penampilan gemilangnya selama turnamen.
Sebelum melibas Ginting, Jojo berhasil menyingkirkan Chou Tien-chen, Kunlavut Vitidsarn, Lakshya Sen, hingga unggulan kedua, Shi Yu Qi dari Tiongkok. Terlerpas dari keberhasilan Jonathan, All Indonesia Finals itu merupakan kebangkitan bulu tangkis Indonesia melalui PBSI.
Bagaimana tidak, pertemuan dua atlet kebanggaan Indonesia pada babak final turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu terjadi setelah penantian panjang 30 tahun. Setelah 30 tahun, PBSI akhirnya bisa kembali mengirimkan dua tunggal terbaiknya di partai puncak.
BACA JUGA: Indonesia Pastikan Kunci 1 Gelar, Ini Jadwal Final All England 2024
Terakhir kali laga all Indonesian final tunggal putra terjadi pada All England 1994, saat Hariyanto Arbi berhadapan dengan Ardy Bernardus Wiranata.
Tentunya ketika atlet berhasil mencetak prestasi, dengan sendirinya atlet tersebut yang mendapatkan sorotan dan berbagai pujian, selayaknya PBSI pun pantas mendapatkan apresiasi pujian.
Hal itu tak lepas dari segala upaya untuk menjadikan atlet – atlet binaan menuai prestasi demi prestasi. Dan itu menjadi bukti nyata bahwa PBSI tak diam, namun tetap bekerja untuk memberikan prestasi. (rbs/jpc)