Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada Penyebaran DBD, Dinkes Diminta Antisipasi Lonjakan Kasus

FOGGING: Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan fogging DBD di Perumahan Grand Per-mata RT08/RW 06 Mustikajaya, Kota Bekasi, beberapa waktu lalu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat Kota Bekasi perlu tetap mewaspadai serangan nyamuk ‘si belang’ Aedes Aegypti. Betapa tidak. Dalam sepekan terakhir, tercatat peningkatan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 58 kasus.

Data yang didapat Radar Bekasi sampai dengan pekan kedua Maret menunjukkan, jumlah kasus DBD di Kota Bekasi mencapai 383 kasus. Angka itu merangsek naik menjadi 441 kasus pada pekan ke tiga  Maret. Dimana empat warga di antaranya meninggal dunia.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Heri Purnomo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) serius mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus selama musim penghujan. Ia mengaku telah mendengar sejumlah kasus di Daerah Pemilihan (Dapil) nya.

“Kebetulan saja juga ada beberapa konstituen di beberapa wilayah itu terserang DBD ini,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga mendengar tingkat keterisian Rumah Sakit (RS) di beberapa wilayah cukup tinggi untuk pasien DBD.

BACA JUGA: Empat Warga Kota Bekasi Meninggal ‘Diserang’ DBD

Ia mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini. Diantaranya  ketahanan tubuh masyarakat yang dinilai masih rentan setelah melalui periode perubahan musim, dari musim kering dalam durasi waktu yang cukup panjang ke musim penghujan. Sisi lain, ia juga meminta edukasi kepa-da masyarakat dilakukan secara masif oleh berbagai pihak, mulai dari Dinkes, pemerintah di tingkat kecamatan dan kelurahan, Puskesmas, hingga ke tingkat Posyandu.

“Saya berharap dinas kesehatan serius mengantisipasi lonjakan-lonjakan kasus pasien DBD, juga memberikan penyuluhan,” ucapnya.

Selanjutnya, aktif masyarakat menjadi catatan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Terutama pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi nyamuk berkembang biak.

“Saya pun sudah mengimbau kepada beberapa teman-teman yang memiliki bak mandi, penampungan air, dan lingkungan sekitarnya harus rajin dibersihkan,” tambahnya.

Sementara itu, Dinkes Kota Bekasi kembali mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD mulai dari lingkungan terkecil.

BACA JUGA: Tren Kasus DBD di Kabupaten Bekasi Menurun

Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara menguras tempat penyim-panan air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup dengan rapat penampungan air, memantau keberadaan jentik nyamuk di rumah minimal sekali dalam sepekan, plus beberapa upaya pendukung lain seperti memasang kawat kasa pada ventilasi rumah hingga memberi Larvasida pada tempat penampungan air yang telah dikuras.

“Kita telah menyampaikan surat kesiapsiagaan mengantisipasi penyakit di musim hujan dan banjir no-mor 443/253/Dinkes,” katanya.

Lebih lanjut iya menyampaikan bahwa Dinkes Kota Bekasi telah melakukan sederet langkah mulai dari percepatan koordinasi dan pelaporan kasus dari Puskesmas dan RS, menggerakkan kader Juru Peman-tau Jentik (Jumantik), pemberian Larvasida kepada tiap Puskesmas, hingga menyiapkan fasilitas pen-dukung di Puskesmas dan tenaga kesehatan.

Berdasarkan catatan kasus Dinkes Kota Bekasi, total ada 441 kasus sejak awal tahun hingga tanggal 15 Maret 2024. Sebaran kasus tertinggi berada di wilayah Jatiasih dengan 117 kasus, empat kasus ke-matian masing-masing satu kasus di wilayah Kecamatan Jatisampurna dan Bekasi Selatan dan dua ka-sus di Kecamatan Jatiasih. (sur)