Berita Bekasi Nomor Satu

Uang Terkumpul dari Korban Dugaan Penipuan Kuliah Diperkirakan Capai Rp6 Miliar

Korban kasus dugaan penipuan kuliah di Filipina, Hilman (kiri), Aloysius Bernanda Gunawan (kanan) saat ditemui di Mapolres Metro Bekasi Kota, Rabu (17/4/2024). Foto Ahmad Pairudz/Radarbekasi.id.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Korban dugaan penipuan kuliah di luar negeri mulai mendatangi Polres Metro Bekasi Kota. Kedatangan beberapa korban kemarin mengadukan apa yang dialami kepada Kapolres Metro Bekasi Kota. Sejumlah calon mahasiswa doktoral ini khawatir terlapor berinisial BTC pergi ke luar negeri.

Dari penurutan beberapa korban, prestise hingga biaya yang relatif murah untuk menempuh program doktoral membuat ratusan orang tergiur untuk melanjutkan studi S3 di universitas luar negeri. Dengan beasiswa parsial yang ditawarkan, setiap calon mahasiswa hanya perlu membayar Rp30 juta.

Saat dijumpai di Mapolres Metro Bekasi Kota salah satu korban, Aloysius Bernanda Gunawan menyampaikan bahwa kedatangannya bertujuan untuk menyampaikan langsung apa yang menimpa ia dan ratusan calon mahasiswa lain.

Ia berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini. Selain itu, ia juga berharap dapat dilakukan pencekalan terhadap BTC agar tak pergi ke luar negeri, serta membekukan rekeningnya.

“Jadi sebenarnya yang kita takutkan dia (BTC) lari ke luar negeri. Dia gampang lah ke laut negeri karena uang yang dia bawa kan banyak, setidaknya ada pencekalan lah untuk beliau itu,” katanya, Rabu (17/4/2024).

Ketakutan ini sangat mendasar menurut Aloysius. Pasalnya, total ada 207 peserta doktoral di Batch (angkatan) lima, masing-masing membayar Rp30 juta, diperkirakan total uang yang terkumpul mencapai Rp6 miliar.

Bahkan informasi terakhir, ia mendapati apartemen yang selama ini diketahui menjadi tempat tinggal BTC hendak disewakan. Aloysius saat ini mendapat kuasa dari puluhan calon mahasiswa yang tergabung dalam Batch lima, berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Total itu 207 orang, yang ngasih kuasa ke saya ada 85 orang untuk dilaporkan,” ucapnya.

Tidak mudah untuk bertemu langsung BTC kata dia, selama ini mediasi hanya dilakukan via daring, menjadi salah satu kendala untuk mencari solusi hingga meminta pengembalian uang. Aloysius menyebut sebagian besar calon mahasiswa saat ini menginginkan uangnya kembali, sebagian lagi tetap ingin melanjutkan studi S3.

BACA JUGA: Korban Iming-Iming Kuliah S3 di Filipina Mengadu ke Kapolres Metro Bekasi Kota, Desak Cekal dan Bekukan Rekening BTC

Rencananya hari ini Aloysius akan menjalani pemeriksaan di Polres Metro Bekasi Kota.

“Kita akan melihat (kelanjutan) dari Polres seperti apa, yang jelas hari Jumat saya sudah ada undangan untuk di BAP,” tambahnya.

Diketahui bahwa Aloysius saat ini bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Bekasi. Niat melanjutkan studi adalah langkah yang ia tempuh untuk meningkatkan skill, selain itu lulusan doktor dari universitas di luar negeri adalah satu hal yang bergengsi.

Calon mahasiswa lainnya, Hilman juga mendapatkan informasi program doktoral ini dari media sosial.Hilman bersama dengan beberapa calon mahasiswa yang datang ke Polres Metro Bekasi Kota kemarin menyampaikan beberapa hal tentang BTC yang telah dihimpun, diantaranya adalah riwayat buruk dari terlapor.

Ia juga mendapat informasi bahwa sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Batch empat saat ini proses perkuliahannya terhambat dari sisi pembiayaan. Belum ada kejelasan informasi dari BTC terkait dengan biaya pendidikan mereka.

“Hari ini saya datang dengan teman saya satu profesi juga, sebagai pengajar. Tadi sudah kita sampaikan bahwa yang bersangkutan ini sudah ada riwayat buruk,” ungkapnya.

Empat Batch telah berhasil berkuliah di luar negeri lewat BTC dengan PT TSInya meyakinkan Hilman untuk mendaftar. Hal lain yang mendorong ia melanjutkan studi di luar negeri adalah biaya yang dianggap relatif terjangkau dan durasi kuliah yang lebih singkat dibandingkan di dalam negeri.

“Karena satu kita melihat dari segi biaya, segi waktu juga. Karena S3 di sana jaraknya jauh tapi proses pendidikannya dikasih dua tahun, jadi kita tergiur ke sana,” tambahnya.

Sebelumnya, ratusan calon mahasiswa ini ditawarkan untuk melanjutkan studi S3 di Philippines Woman’s University (PWU). Setelah menyerahkan uang untuk biaya kuliah, panggilan kuliah hingga saat ini tidak kunjung diterima oleh ratusan calon mahasiswa tersebut. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin