Berita Bekasi Nomor Satu

Cukupkanlah Aku dengan yang Halal

Oleh: Achmad Muwafi, Lc

Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Mencari rezeki yang halal hukumnya wajib bagi setiap muslim. Kewajiban ini dilandasi oleh firman Allah, “Wahai sekalian umat manusia makanlah olehmu sebagian rezeki yang ada di muka bumi yang halal dan baik. (QS. Al-baqarah ayat 168)

Dikisahkan, dahulu ada seorang sahabat yang bernama Saad bin Abi Waqas, beliau berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah doakan kepada Allah supaya Allah menjadikan saya orang mustajab doanya.” Rasulullah bersabada, “Dan demi Allah yang mana diri Nabi Muhammad ada pada kekuasaan-Nya, sungguh ada seorang hamba yang memasukkan sesuap nasi yang yang haram dalam perutnya, dia tidak diterima amal ibadah selama empat puluh hari. Dan hamba yang tumbuh dagingnya dari barang haram maka neraka lebih layak bagi orang itu.” (HR. Thabrani)

Rezeki yang halal dapat mengantarkan seorang muslim dekat dengan Allah dan menjadikan mustajabnya doa. Adapun rezeki yang haram itu akan menghalangi diri dari ridho Allah, dan menjadikannya jauh dari Allah.

Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi kaya. Justru Islam memerintahkan untuk mencari harta sebanyak-banyaknya sehingga dapat membantu orang lain yang kekurangan dan mereka yang berhak menerimanya seperti fakir dan miskin, melalui zakat, infak, sedekah, dan lain-lain.

Maka ketika seseorang terlilit hutang, terdapat amalan doa yang diajarkan oleh Rasulullah supaya dapat segera melunasi hutangnya, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dari Ali ra berkata, “Maukah kuberitahukan kepadamu beberapa kalimat yang Rasulullah saw telah mengajarkannya kepadaku yaitu seandainya engkau memiliki hutang sepenuh gunung, maka Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya.

“Ucapkanlah doa, Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.”

Mencari rezeki yang halal merupakan ibadah kepada Allah, sehingga setiap tetes keringat yang keluar dari tubuhnya dihitung sebagai pahala oleh Allah SWT. Sayyidina Umar bin Khatab, beliau sangat membenci kepada seorang pemuda yang bermalas-malasan, hal ini dikhawatirkan ia akan melakukan kemaksiatan, seperti mencari rezeki dengan cara yang tidak diperbolehkan.

Dengan nada yang memendam kemarahan, Sayyidina Umar bin Khatab berkata, “Sungguh, engkau tahu bahwa langit tidak akan pernah menurunkan hujan emas ataupun perak.” Kemudian sayyidina Umar menyuruh pemuda itu untuk giat dan tekun dalam usaha untuk mencari rezeki. (*)