Oleh: Achmad Muwafi, Lc
Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’aul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Wakil Ketua Umum Asosiasi Kiai dan Intelektual (AKIL) Indonesia, Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang muslim seharusnya bersemangat dalam mengerjakan sebuah kebaikan dan tidak boleh menunda-nundanya. Di dalam kitab Az-Zuhd karangan Imam Ahmad bin Hambal, bahwasannya Jarir meriwayatkan, Khalid bin Ma’dan berkata, “Apabila pintu kebaikan dibukakan kepada salah seorang dari kalian maka hendaklah dia bersegera untuk melaksanakannya, karena dia tidak tahu kapan pintu itu akan ditutup.”
Syeikh Andurrahman bin Nashir As-Sadiy dalam tafsirnya beliau menjelaskan bahwa perintah Allah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 148, mencakup perintah untuk mengerjakan kebaikan, berusaha untuk menyempurnakannya, serta bersegera (dalam membuat) sebuah kebaikan.
Dan barang siapa ketika di dunia gemar berlomba-lomba dalam kebaikan, maka kelak di akhirat ia akan mendapat kesempatan menjadi golongan yang lebih dahulu masuk ke dalam surga dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah amalan yang disyariatkan di dalam Islam dan merupakan ciri dari orang-orang yang beriman. Pada zaman Rasulullah SAW, pernah terjadi persaingan diantara para sahabat dalam melakukan kebaikan.
Dalam syarah hadist Arbain Imam An-Nawawi, disebutkan bahwa sahabat nabi yang miskin merasa iri dengan sahabat yang kaya, yang mampu mensedekahkan hartanya di jalan Allah swt, mereka mengeluh kepada Rasulullah tentang kemampuan untuk memperbanyak mengerjakan kebaikan sangat terbatas, karena tidak memiliki harta untuk bersedekah.
Maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka untuk memperbanyak berdzikir kepada Allah, karena pahalanya sama dengan orang yang bersedekah.
Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk bersegera dalam melakukan kebaikan, sebelum datang waktu dimana tidak mampu beramal lagi. Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda, “Bersegeralah melakukan amal-amal shalih, sebelum datang fitnah (musibah) bagai potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang yang paginya dalam keadaan beriman, sorenya menjadi kafir. Ada pula seseorang yang sore hari dalam keadaan beriman, paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.”
Setiap kebaikan yang kita lakukan tidak semata-mata hasilnya untuk dapat dinikmati sendiri. Tetapi dimaksudkan supaya kebaikan itu hasilnya juga bisa dinikmati oleh orang lain, bahkan setelah kita meninggal dunia, ia akan menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir sampai hari kiamat.
Dalam melakukan kebaikan, pasti akan ada rintangan dan tantangan yang menghadang, meskipun demikian kebaikan tetaplah harus dikerjakan, karena Rasulullah bersabda, “Jika hari Kiamat akan tiba sesaat lagi, sementara seseorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad). (*)