Berita Bekasi Nomor Satu

Cerita Vidya Nurrul Fathia, dari Peneliti dan Konsultan Politik menjadi Ketua Bawaslu Kota Bekasi

Ketua Bawaslu Kota Bekasi, Vidya Nurul Fathia. Foto dok

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perempuan berusia 32 tahun ini memiliki peran yang vital dalam menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi di Kota Bekasi, pada awal tahun lalu.

Dengan tangan dinginnya, dia kawal Pemilihan Presiden serta Pemilihan Legislatif 2024 agar berlangsung adil dari sejumlah aksi para kontestan maupun pihak penyelenggara yang melanggar.

Inilah Vidya Nurrul Fathia, sosok perempuan hebat yang sejak 20 Agustus 2023 menjabat  sebagai Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi.

Sejak dilantik sebagai Anggota Bawaslu Kota Bekasi pada Sabtu, 19 Agustus 2023 oleh Ketua Bawaslu RI Rahmad Bagja di Hotel Pullman Jakarta, Vidya resmi menjadi salah satu bagian dari penyelenggara Pemilu 2024.

Sehari berselang, lewat rapat pleno pimpinan,  dia didapuk menjadi sosok sentral di lembaga pengawasan ini. Dunia politik memang telah menjadi  ’dunianya’ Vidya.

Apalagi menyangkut  soal organisasi dan kepemimpinan. Mentalnya sudah terbentuk sejak duduk di bangku sekolah.

Perempuan kelahiran Bekasi 21 September 1992 ini sangat ’gemar’ dengan dunia organisasi. Dirinya mulai aktif berorganisasi saat masih menempuh pendidikan di tingkatan SMP sampai SMA. Bahkan, kegemarannya itu berlanjut hingga menempuh pendidikan universitas.

”Dari mulai itu saya tertarik dan akhirnya memutuskan untuk skripsi dan juga tesis saya terkait kepemiluan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (9/5/2024).

Meski sudah tertarik dengan dunia politik, namun usai menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Pemerintahan di Universitas Diponegoro Semarang pada  2015, dirinya tidak langsung

masuk ke lembaga penyelenggara Pemilu, baik Bawaslu maupun Komisi Pemilihan Umum (KPU), karena terhalang usia yang belum memenuhi persyaratan.

BACA JUGA: Dilaporkan, KPU-Bawaslu Kabupaten Bekasi Tunggu Panggilan DKPP

Akhirnya, Vidya melanjutkan pendidikan S2 Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran Bandung.

”Pasca lulus kuliah saya tidak langsung mendaftar, karena memang di Bawaslu ada persyaratan usia, saat itu usia saya belum masuk. Jadi saya lanjut S2 menyelesaikan tesis, sambil bekerja sebagai peneliti dan konsultan politik,” ucapnya.

Seiring waktu, Vidya berhasil menyabet gelar magisternya dan tak dia rasa usianya sudah memenuhi persyaratan untuk masuk ke lembaga penyelenggara Pemilu. Ketika Bawaslu membuka penjaringan pada 2023,

Vidya bergegas mendaftarkan diri dan mengikuti semua proses tahapan untuk menjadi komisioner Bawaslu Kota Bekasi, mulai dari seleksi dan lain sebagainya.

Meski harus bersaing dengan pendaftar lainnya, perempuan yang memiliki pengalaman bekerja sebagai Peneliti dan Konsultan Politik dari 2018-2022 ini, berhasil terpilih bersama empat pendaftar lainnya, yang kemudian resmi dikukuhkan atau dilantik pada  Agustus 2023.

Keberhasilannya ini menjadi pengalaman pertama bagi Vidya, karena sebelumnya terhalang persyaratan batas usia.

”Ini pengalaman pertama, tapi rekan-rekan sesama komisioner Bawaslu Kota Bekasi mempercayai saya sebagai ketua,” katanya.

Memimpin lembaga pengawas Pemilu bukan perkara yang mudah bagi Vidya. Dirinya pun mendapat pengalaman sangat beraneka ragam ketika mengemban amanah dari masyarakat Kota Bekasi untuk mengawal berjalannya pesta demokrasi 2024 kemarin.

Sebagai pemegang tongkat pimpinan, dirinya  tidak mau tergesah-gesah ketika harus mengambil sebuah keputusan.

”Saya sebagai ketua tentu harus sangat berhati-hati, segala sesuatunya saya tidak mau terburu-buru. Saya pastikan harus secara profesional, setiap putusan harus netral dan tidak ada kepentingan apa pun. Terpenting,  dalam segala keputusan itu sesuai dengan norma hukum dan regulasi peraturan yang ada,” tuturnya.

Tak dipungkiri, Vidya mengaku, setiap keputusan yang dikeluarkan tidak semuanya dapat diterima oleh masyarakat maupun pelapor.

Namun baginya itu sesuatu yang wajar,  asalkan putusan yang telah dikeluarkannya itu tidak menyalahi peraturan maupun regulasi.

”Menurut saya itu wajar, sebagai manusia tentu tidak semuanya dapat merasa puas dalam sebuah putusan. Tapi saya sampaikan dan tegaskan, bahwa insya Allah segala sesuatunya itu sesuai dengan regulasi dan peraturan,” tuturnya.

Menurutnya, dinamika politik di Kota Bekasi terbilang aman dan kondusif pada Pemilu 2024 kemarin, sehingga dirinya tak begitu khawatir. Kendati demikian, dirinya secara pimpinan di lembaga pengawas Pemilu harus tetap berhati-hati.

”Ini sudah risiko kalau menurut saya, sebuah pekerjaan pasti ada risikonya. Tapi alhamdulilah masyarakat Kota Bekasi baik,” ungkapnya. (pra)