Berita Bekasi Nomor Satu

Stigma Kabupaten Bekasi Intoleran Harus jadi Perhatian Bersama

BERDOA: Umat Hindu berdoa saat peletakan batu pertama pembangunan pura di kawasan Jababeka Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Senin (13/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kabupaten Bekasi menghadapi tantangan dalam menangani stigma intoleran yang masih merayap di tengah masyarakat. Hal ini harus menjadi perhatian bersama.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bekasi, Prof Mahmud, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa tidak terima adanya stigma intoleran bagi Kabupaten Bekasi.

“Saya sebagai putra daerah Kabupaten Bekasi merasa tidak terima daerah kelahiran saya dikatakan ada stigma intoleran. Apabila dibanding dengan Kota Bekasi yang masuk peringkat kedua di Indonesia masuk sebagai kota yang toleran,” kata Prof Mahmud.

Hal itu dikatakannya saat mengawali sambutan pada kegiatan peletakan ba6u pertama pembangunan enam rumah ibadah serta parade kitab suci, di Kawasan Jababeka Cikarang Utara, Senin (12/5). Enam rumah ibadah itu yakni satu masjid, satu pura, satu vihara, satu klenteng, dan dua gereja.

Meskipun belum ada penelitian khusus mengenai tingkat toleransi beragama skala kabupaten, Mahmud menekankan bahwa peringkat Kota Bekasi sebagai kota yang toleran menunjukkan bahwa upaya untuk membangun toleransi dapat berhasil. Namun, Kabupaten Bekasi masih dihadapkan pada stigma intoleransi yang harus diatasi.

BACA JUGA: Aria Dwi Nugraha Dinilai Berpeluang Kantongi Restu DPP Gerindra Maju Pilkada Kabupaten Bekasi  

”Memang Kota Bekasi masuk sebagai dari kedua sebagai kota toleran. Kalau kabupaten belum ada, hanya saja saya sering mendapatkan stigma Kabupaten Bekasi ini sebagai daerah intoleran. Oleh karena itu hal ini harus menjadi perhatian kita bersama.” ucapnya.

Mahmud menyampaikan bahwa kasus-kasus terkait perizinan pendirian rumah ibadah pada 2020 masih menjadi perhatian. Meskipun tidak merinci jumlah kasusnya, hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk menangani stigma intoleransi harus terus dilakukan.

“Banyaknya kasus memang pada 2020 an. Kalau saat ini tidak sampai mencuat dan sudah tidak terdengar lagi. Namun memang untuk peringkat sebagai daerah toleran memang masih di bawah,” ucapnya.

Dengan dibangunnya enam rumah ibadah secara bersamaan melalui APBD Kabupaten Bekasi, Mahmud berharap bahwa ke depannya Kabupaten Bekasi dapat menjadi daerah yang lebih toleran.

BACA JUGA: Feni Terpilih Lewat “One Man One Vote”

Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama, terutama menjelang pemilihan bupati dan gubernur. Melalui kegiatan hari ini, Dani berharap bahwa isu-isu agama atau rasial tidak akan mencuat pada pemilihan kepala daerah mendatang.

“Semoga saja tidak ada lagi isu-isu sara pada pemilu kepala daerah mendatang, tentu edukasi harus disampaikan untuk ketenangan dalam beribadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut,” ucapnya.

Dengan pembangunan enam rumah ibadah yang direncanakan melalui APBD 2025, diharapkan dapat memberikan edukasi dan wisata religi bagi masyarakat.

“Jadi dibangunnya melalui APBD. Dibangunnya bersamaan selesainya bersamaan. Namun pembangunan sesuai masing masing rumah ibadahnya sesuai agamanya,” ucapnya. (and)