RADARBEKASI.ID, BEKASI -Jembatan Cipamingkis yang menghubungkan wilayah Desa Sirnajati dengan Cibarusah Kota serta Kabupaten Bekasi dengan Bogor mulai diperbaiki. Perbaikan ini fokus pada dinding penahan tanah jembatan yang terkikis oleh derasnya aliran sungai Cipamingkis saat musim penghujan.
Selama hampir dua tahun, akses jembatan ini longsor sehingga membuat pengendara harus bergantian untuk melintasinya. Selama perbaikan, jembatan tersebut hanya dapat dilalui oleh pengendara roda dua dan pejalan kaki.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, mengatakan perbaikan jembatan ini memakan waktu 280 hari, terhitung mulai 13 Maret 2024 dan rampung 17 Desember 2024. Proyek pembangunan jembatan dan dinding penahan ini menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024 sebesar Rp28.887.432.000.
“Ini adalah salahsatu proyek strategis daerah. Jembatannya masih sangat kokoh jadi hanya kita rehabilitasi ringan. Yang kita tangani adalah jalan pendekat dari jembatan ini yang longsor dan ambles. Metodenya kita pakai pile sleeves, mudah-mudahan tidak ada masalah ke depannya,” kata Henri, Minggu (19/5).
BACA JUGA: Kerusakan Jembatan Cipamingkis Kian Parah
Menurutnya, metode ini sangat tepat setelah dipelajari dari berbagai daerah yang dijumpainya. Walaupun terjadi longsor di masa mendatang, Henri menjamin tidak akan mengganggu jalan pendekat yang selama ini selalu ambles dan dikeluhkan masyarakat.
“Kita sudah sosialisasi kepada masyarakat. Kami mohon masyarakat untuk bersabar dalam waktu enam bulan ini. Semoga setelah dibuka jalannya ini dapat memperlancar konektivitas antar wilayah,” tambahnya.
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi mengungkapkan perbaikan jalan pendekat jembatan ini harus dilakukan segera karena longsor kian menghantui pemukiman warga sekitar dan mengganggu jalur konektivitas masyarakat. Terhitung, sudah empat rumah harus direlokasi akibat longsor di bantaran sungai Cipamingkis.
“Satu rumah kebetulan sudah punya lahan pengganti milik keluarga, sedangkan yang tiga tidak punya. Pemerintah daerah disini tidak memiliki lahan yang bisa digunakan masyarakat. jadi kita harus pengadaan lahan dan ini sedang kita ajukan tahun ini,” tutur Dani.
Sebagai penanganan awal, pihaknya telah memerintahkan ketiga penghuni rumah di bantaran sungai Cipamingkis itu untuk mengungsi. Pemkab Bekasi memberikan bantuan uang tunai untuk membayar kontrakan ketiga warga terdampak.
“Nanti kalau sudah ada lahan pengganti, kita bangunkan rumah sesuai standar bantuan pemerintah,” katanya.
Saat ini, Pemkab Bekasi telah memetakan titik rawan longsor di sepanjang aliran sungai Cipamingkis. Ke depan, ia akan meminta kepada Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk dapat menangani titik-titik rawan longsor menggunakan APBD Kabupaten Bekasi.
“Ada empat titik sepanjang sungai Cipamingkis yang rawan longsor bahkan memakan rumah warga dan sampai hari ini belum satupun tertangani. Kalau dibiarkan terus akan merugikan masyarakat. Kita akan mengambil sikap meminta izin atau rekomendasi dari BBWS Ciliwung Cisadane untuk kita tangani dari APBD,” tandas Dani. (ris)