RADARBEKASI.ID, BEKASI – Antrean haji di Indonesia semakin panjang. Rata-rata sudah mencapai 30 tahun. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengusulkan ada fatwa, bahwa dengan mendaftar haji saja sudah sama seperti berhaji. Sementara di Kota Bekasi turun menjadi 25 tahun yang masa tunggu haji mencapai 49 tahun.
Usulan fatwa tersebut disampaikan Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tangerang Selatan, Banten kemarin (26/5/2024). ’’Kalau yang saya tahu, mazhab Ciputat luar biasa. Termasuk (kajian) fiqih yang ditelurkan,’’ katanya di depan sejumlah alumni UIN Jakarta.
Fadlul berharap para ahli fiqih, khususnya terkait haji di UIN Jakarta bisa berkontribusi melakukan kajian-kajian mengenai fiqih atau fatwa tentang haji. Dia menceritakan bahwa rerata antrian haji di Indonesia saat ini sudah 30 tahun. Bahkan telah mencapai 48 tahun di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
’’Jadi kita lagi berfikir, apakah boleh kalau (sudah) daftar haji itu sudah dianggap sebagai haji,’’ kata Fadlul. Sementara yang terjadi sekarang, orang yang baru membayar uang setoran awal BPIH, disebut calon jemaah haji (CJH). Baru dikatakan jemaah haji ketika sudah berangkat ke Arab Saudi.
BACA JUGA: Kadinkes Kabupaten Bekasi Imbau Jemaah Haji Biasakan PHBS
Dia lantas mencontohkan kondisi yang terjadi di Malaysia. Fadlul mengatakan antrian haji di Malaysia sudah mencapai 140 tahun. ’’Cerita sahabat saya di sana (Malaysia), mereka daftar (haji) saja sudah bagian dari haji,’’ katanya. Fadlul menanyakan apakah di Indonesia juga bisa dibuat kajian fiqih maupun fatwa seperti di Malaysia tersebut.
Sementara itu, sampai dengan kemarin Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat sudah 102.104 ribu jemaah calon haji telah berada di Arab Saudi. Sementara dari Kota Bekasi sudah 1.299 jemaah calon haji yang diberangkatkan pada gelombang pertama. Masa tunggu haji di Kota Bekasi saat ini tercatat 25 tahun.
Ratusan jemaah calon haji kloter 23 menutup pemberangkatan gelombang pertama dari Kota Bekasi. Dari ribuan jemaah calon haji yang telah berada di Arab Saudi, 80 persen diantaranya baru pertama berhaji.
BACA JUGA: Dua Jemaah Haji Embarkasi Bekasi Tunda Berangkat
Sementara 20 persen sisanya sudah pernah melaksanakan ibadah haji. “Kalau hitungan 20 persen lah yang sudah pernah haji. Jadi yang sudah pernah itu rata-rata ingin membadalkan orang tuanya atau keluarganya yang sudah meninggal,” kata Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kemenag Kota Bekasi, Sri Siagawati.
Tiga orang jemaah calon haji Kota Bekasi diberangkatkan awal gelombang kedua, bergabung dengan kloter 27 asal Kabupaten Pangandaran. Sementara itu, kloter pertama dari Kota Bekasi berangkat pada Minggu (26/5/2024) dini hari, sehingga total jemaah yang sudah berada di Arab Saudi saat ini sebanyak 1.734 orang.
Sri menyampaikan bahwa sampai dengan kemarin belum ada jemaah asal Kota Bekasi yang tunda berangkat. Satu jemaah yang sempat tunda berangkat pada kloter satu akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) telah diberangkatkan.
“Kita sudah empat kloter (yang berangkat). Kloter satu yang sebelumnya minus satu orang karena DBD sudah diberangkatkan bersama jemaah kloter lima, saat ini sudah di Mekkah, sudah bertemu dengan suaminya,” ungkapnya.
BACA JUGA: 2.249 Jemaah Haji Kabupaten Bekasi Berangkat Bertahap
Untuk Jemaah calon haji yang telah berada di Arab Saudi, belum ada laporan jemaah yang mengalami gangguan kesehatan.
Pertama kali berhaji bagi mayoritas jemaah yang telah diberangkatkan, perbedaan cuaca terutama panas selama berada di Arab Saudi harus diantisipasi dengan cermat. Pasalnya cuaca di Makkah cukup ekstrem, suhu pada siang hari mencapai 42 derajat celcius.
Menghadapi kondisi ini, Sri mengingatkan kepada jemaah untuk tidak memaksakan diri menjalankan ibadah Sunnah. Ia meminta seluruh jemaah untuk menjaga kondisi fisiknya guna menghadapi puncak haji.
“Kita mengimbau kepada jemaah jangan terlalu memaksakan ibadah-ibadah sunnah. Kita menghimbau dijaga kondisinya agar nanti pada hari puncaknya, staminanya masih bagus,” tambahnya.
BACA JUGA: Skenario Kedaruratan Puncak Haji Harus Dipersiapkan
Hal serupa juga akan diimbau kepada jemaah yang saat ini masih berada di tanah suci. Menurutnya, kesempatan berhaji tidak boleh disia-siakan lantaran sudah menunggu bertahun-tahun.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT), total jemaah gelombang satu yang telah tiba di Arab Saudi sebanyak 88.987 jemaah. Terdiri dari 55,3 persen perempuan 44,7 persen laki-laki.
“Mayoritas jemaah tersebut belum berhaji sebanyak 87.673 orang (98,52%). Bagi mereka, tahun ini merupakan kali pertama mereka berhaji, sementara jemaah yang telah berhaji hanya 1,48% atau 1.314 orang,” ungkap Petugas Media Center Haji (MCH) Widi Dwinanda dalam keterangan resminya.
Sementara itu hingga Minggu (26/5/2024) dini hari, tercatat 102.104 jemaah calon haji Indonesia sudah tiba di Arab Saudi, terdiri dari 249 Kloter. Jemaah wafat tercatat sebanyak 15 orang, diantaranya satu orang wafat di bandara, 11 orang di Madinah, serta 3 orang di Makkah.
BACA JUGA: Jemaah Haji Masuk Asrama
Sementara itu Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan bahwa pemberangkatan gelombang 1 jemaah haji sudah selesai. Rutenya adalah dari Indonesia menuju Madinah. Total jemaah haji gelombang pertama mencapai 88.987 orang.
’’Penyelenggaraan haji Indonesia bisa kita sebut sebagai proses mobilisasi masyarakat sipil terbesar di dunia,’’ kata juru bicara Kemenag Anna Hasbie di Jakarta kemarin. Dia mengatakan pemberangkatan jemaah haji sangat kompleks. Apalagi sekitar 98 persen jemaah adalah orang yang baru pertama kali berhaji. Sehingga tugas dari para personel Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjadi tidak ringan.
Anna mengatakan dari 88 ribu orang jemaah gelombang pertama, yang belum pernah berhaji mencapai 87.673 orang. Sisanya hanya 1.314 orang atau 1,48 persen yang sudah pernah berhaji. Dari sisi pendidikan, sebanyak 26.025 berpendidikan SD. Kemudian ada 22.541 orang jenjang SMA. Lalu ada 21.593 jenjang sarjana, 10.126 jenjang SMP. Sisanya jenjang diploma, S2, S3, dan lainnya. (sur/wan)