Berita Bekasi Nomor Satu

Pengamat Sosial: Maraknya Aksi Begal di Bekasi Tak Boleh Dianggap Wajar

Pengamat Sosial Kota Bekasi, Harun Alrasyid. FOTO: ISTIMEWA

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi kriminalitas jalanan, seperti perampasan sepeda motor alias begal di Bekasi tak boleh dianggap sebagai peristiwa yang biasa.

Pengamat Sosial dari Unisma Bekasi, Harun Alrasyid, mengatakan pemerintah serta kepolisian mesti merumuskan program yang komprehensif untuk mencegah peningkatan aksi kejahatan ini.

“Sudah menjadi fenomena yang seolah-olah biasa aja, padahal setiap hari media memberitakan dari berbagai tempat. Pembegalan termasuk tindakan kekerasan atau penyerangan terhadap individu dengan tujuan merampas barang berharga dan keamanan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (29/5/2024).

Harun mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Bekasi tidak dibarengi dengan hadirnya rasa aman bagi masyarakat.

“Maraknya pemberitaan menggambarkan adanya ruang kosong yang dimanfaatkan para pelaku begal atau pencuri untuk memperoleh keuntungan dengan cara kekerasan,” tuturnya.

Menurut Harun, maraknya aksi pembegalan disebabkan empat faktor. Pertama, budaya konsumerisme dan materialisme yang banyak mempengaruhi perilaku dan hidup anak muda di perkotaan.

BACA JUGA: Polisi Tangkap 11 Pelajar Terlibat Tawuran di Bekasi Timur  

Kemudian yang kedua, dampak media, khususnya film serta games yang banyak menampilkan adegan kekerasan secara fulgar.

Ketiga, lemahnya pengawasan sosial baik dari pengawasan orang tua, keluarga maupun pengawasan keamanan dari pihak eksternal.

Lebih lanjut, yang keempat, terbatasnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat kelas bawah yang kemudian dapat memacu seseorang untuk mencari jalan lain untuk mendapatkan uang.

“Diantara empat faktor tersebut, alasan ekonomi menjadi faktor yang dominan. Salah satu alasan utama dibalik kasus begal adalah kebutuhan ekonomi, beberapa pelaku begal tergoda untuk melakukan kejahatan ini karena mereka menghadapi kesulitan ekonomi dan melihat begal sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang atau barang berharga lainnya,” ucapnya.

Selain itu, faktor-faktor seperti ketidakadilan sosial, kurangnya pendidikan, dan kurangnya peluang pekerjaan juga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kasus begal dan pencurian.

“Fenomena yang ada saat ini tidak bisa digantungkan pada pihak kepolisian saja, tapi perlu juga ditingkatkan di level masyarakat perlu ditumbuhkan kesadaran kolektif untuk tidak dilakukan pembiaran dan tidak sebatas dipandang sebagai sebuah kejadian yang biasa-biasa saja,” terangnya.

“Pencegahan secara komprehensif ini perlu, jadi tidak hanya melibatkan pihak kepolisian saja tapi lingkungan, orang tua, bahkan sampai dengan keluarga juga perlu peka,” pungkasnya. (dew)