Berita Bekasi Nomor Satu

Lacak Stunting Lewat Penimbangan Balita Serentak

TINJAU IMUNISASI : Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak penurunan stuntinf di Pos Pelayanan Terpadu Villa Taman Kartini Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (3/6). Pemerintah menargetkan penurunan stunting secara nasional pada 2024 sebesar 14 persen. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Memasuki Juni, pemerintah memulai penimbangan dan pengukuran secara massal pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita). Kegiatan yang dilakukan di tiap posyandu ini dinilai efektif mengidentifikasi kasus stunting.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, dan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, hadir meninjau langsung kegiatan tersebut di Posyandu Vitaka Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur. Setiap Balita ditimbang berat badannya, kemudian diukur panjang badan serta lingkar kepala.

Stunting memang menjadi salah satu tugas berat pemerintah untuk mewujudkan Indonesian Emas 2045. Pasalnya, prevalensi stunting Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 hanya turun 0,1 persen, dari 21,6 menjadi 21,5 persen.

BACA JUGA: Penurunan Stunting Harus Konsisten

Menko PMK, Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa kehadirannya selain bersama dengan Wamenkes, juga hadir perwakilan tiap kementerian atau lembaga terkait penanganan stunting. Satu bulan penuh, seluruh kader Posyandu, kader pendamping keluarga, hingga jajaran pemerintah bergerak melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita secara serentak.

“Hari ini adalah hari pertama pencanangan penimbangan dan pengukuran serempak secara nasional yang akan berlangsung satu bulan penuh dalam Juni ini,” katanya.

Penimbangan dan pengukuran ini dilakukan untuk memperoleh data berupa angka stunting yang valid. Stunting kata Muhadjir, jadi persoalan yang mendasar dan mendesak untuk ditangani jika benar-benar ingin melahirkan generasi emas pada 2045 mendatang.

2024 ini, target penurunan stunting Indonesia berada di bawah 14 persen. Data hasil penimbangan dan pengukuran ini akan menjadi dasar pemerintah merumuskan kebijakan berikutnya.

“Karena ini tidak hanya survei, tetapi langsung sensus, dan kemudian akan kita jadikan data pertimbangan untuk membuat langkah selanjutnya,” tambahnya.

Sementara itu Wamenkes, Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data riil terkait dengan angka stunting. Data tersebut akan menjadi perbandingan hasil SKI  2023 dimana penurunan angka stunting hanya 0,1 persen.

BACA JUGA: 5.000 Petugas Siap Awasi Kesehatan Hewan Kurban di 27 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa upaya serempak telah dilakukan mulai dari edukasi hingga menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana untuk penanganan stunting. Pemerintah kata dia, telah membagikan alat pengukur berupa Antropometri ke seluruh Posyandu di Indonesia.

“Ke seluruh Posyandu yang sebanyak 300 ribu yang ada di Indonesia, dengan yang lebih baik, sehingga nanti hasilnya lebih akurat,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama Plh Sekda Kota Bekasi, Dwie Andriyani menyampaikan bahwa penanganan stunting di Kota Bekasi saat ini terus berjalan. Terlepas dari angka Prevalensi stunting, Pemkot Bekasi saat ini disebut tengah mengupayakan tidak ada kasus baru yang muncul pada 2024.

“Di kita memang stuntingnya sudah bagus ya, malah sekarang ke arah zero new stunting,” katanya.

BACA JUGA: Borong Prestasi dalam Even Literasi

Diketahui, prevalensi stunting berdasarkan data data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) tahun 2023 sebesar 2,9 persen, menurun 0,5 persen. Sementara berdasarkan SKI, tahun 2023 ini prevalensi stunting Kota Bekasi berada di angka 10,3 persen.

Ia memastikan alat untuk mendeteksi stunting saat ini telah tersedia di seluruh Posyandu yang ada di Kota Bekasi. Saat ini kata Dwie, Pemkot Bekasi tengah merumuskan kebijakan one Day One Egg, dimana setiap hari anak akan diberikan telur.

“Kita mau ada program one day one rgg yang akan diluncurkan, InsyaAllah dua atau tiga minggu ini lah. Kita sedang bedah kaitan dengan juknisnya,” tambahnya.

Awal pelaksanaan program ini rencananya akan menggunakan dana CSR. Kedepan, Pemkot Bekasi akan menganggarkan program ini dalam APBD Kota Bekasi. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin