Berita Bekasi Nomor Satu

Greenhouse di Cikarang Awalnya Lahan Semak Belukar

RUMAH PEMBIBITAN: Para pemuda yang tergabung dalam Bambu Foundation menanam pohon di Greenhouse Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi, Selasa (11/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Cahaya matahari sore melirik di antara daun-daun pohon pucuk merah pada sebuah lahan bantaran Sungai Kalimalang Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Nampak saung berukuran 3×4 meter yang dijadikan tempat diskusi dan beristirahat.

Di tengahnya terdapat bangunan kecil yang berisi berbagai macam jenis bibit pohon. Ada yang siap tanam dan ada yang harus disemai dahulu. Greenhouse atau rumah pembibitan ini berdiri di bantaran Sungai Kalimalang. Berkunjung ke sini, seakan tidak berada di Cikarang Selatan yang padat akan rumah penduduk dan kawasan industri.

Suara burung, angin yang bertiup kencang di antara pepohonan, para petani yang bersawah hingga lalu lalang kereta cepat dapat dinikmati dari rumah pembibitan pohon ini.

“Awalnya lahan ini adalah semak belukar. Lahan ini hasil penunjukan dari Forum Tarum Barat. Karena kebetulan lahan-lahan di bantaran Kalimalang ini banyak yang sudah beralih fungsi. Ada lahan di sini yang belum diduduki oleh bangunan-bangunan liar, maka kita jadikan tempat kegiatan kita, yaitu Greenhouse,” ucap Koordinator Forum Tarum Barat Juara, Eko Jatmiko, Selasa (11/6).

BACA JUGA: Pengecekan Kesehatan Hewan Kurban Belum Jangkau Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bekasi

Di atas lahan milik Perum Jasa Tirta (PJT) 2 seluas 3.000 meter persegi ini terdapat berbagai macam jenis pohon. Ada pohon buah mangga, jambu, pohon hias berupa pucuk merah, bunga kertas, dan lainnya.

Semuanya ditanam dalam rangka penghijauan bantaran Sungai Kalimalang dan mengembalikan kualitas air Sungai Kalimalang yang kini menjadi sumber air baku wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

“Hasil kajian terbentuklah program aksi salah satunya sebagai solusi dari masalah terkait kualitas air Kalimalang yang menurun. Faktor penyebabnya adalah sampah dan limbah domestik yang berasal dari bangunan liar serta jamban. Program ini untuk menghindari pihak-pihak tak bertanggung jawab terkait lahan-lahan yang ada di bantaran Kalimalang. Maka dibuatlah Greenhouse pembibitan untuk persiapan kegiatan penanaman pohon,” paparnya.

Dalam satu hari, penyiraman tanaman dilakukan pada sore hari ketika senja mulai datang. Sedikit demi sedikit, pohon-pohon hias ditanam pada jarak yang telah ditentukan. Tujuannya agar tidak mengganggu aktivitas normalisasi Sungai Kalimalang dan menghindari debit air yang akan meningkat ketika musim penghujan.

“Jaraknya pun ditentukan hasil kesepakatan, pohon-pohonnya pun ditentukan juga. Salah satunya pohon hias pucuk merah. Untuk pohon yang jaraknya lebih dari 10 sampai 20 meter boleh pohon buah dan pohon-pohon keras, ini sudah kita contohkan di sini,” tutur Eko.

BACA JUGA: PPDB SMA/SMK Tahap Pertama Ditutup, Verifikasi Ulang Berkas CPDB Diintensifkan di Bekasi

Baru setahun enam bulan, pembukaan lahan untuk rumah pembibitan ini dilakukan. Namun, sudah banyak anak sekolah dan mahasiswa yang kerap datang hanya sekedar berdiskusi tentang pentingnya konservasi alam di tengah industri ini.

Selain itu, pohon-pohon yang telah siap tanam pun juga telah disebarkan kepada masyarakat atau instansi yang meminta dalam rangka penghijauan. Hingga Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, sebanyak 300 jenis pohon ditanam di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Cikarang di kawasan industri MM2100 dan EJIP, sedangkan pada program Tarum Barat Juara terdata 612 pohon jenis pucuk merah ditanam di sepanjang Sungai Kalimalang pada 2023 lalu.

“Ada pohon buah 10 jenis. Jumlahnya ribuan karena kami di sini sebagai pengelolaan bibit. Wilayah lain di luar sini jika mereka minta pohon dan kami ada, kami distribusikan. Setiap penanaman kami mewajibkan perawatan selama dua bulan untuk memastikan pohon itu tumbuh,” katanya.

Ke depan, dengan mengusung konsep Ekorivarian, rumah pembibitan ini ingin dapat mengembalikan Sungai Kalimalang sesuai fungsinya, menjadi ikon Kabupaten Bekasi serta menjadi tempat edukasi masyarakat.

“Kita berharap ke depan bisa di konsep. Kita ingin Kalimalang itu sesuai fungsinya dan ada edukasinya yang layak,” tandas Eko. (ris)