RADARBEKASI.ID, BEKASI – DPD Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Kota Bekasi gagal merebut kursi DPRD pada Pileg 2024. Perubahan perilaku pemilih yang lebih mempertimbangkan logistik dari para calon daripada ide dan gagasan dianggap penyebab utama.
Terlebih, partai yang didirikan pada 28 Oktober 2019 ini menghadapi kendala karena minimnya dukungan logistik.
“Partai Gelora itu merupakan partai baru yang tidak punya logistik. Hanya bisa membawa ide dan gagasan, namun ternyata ide dan gagasan itu tidak cukup, tanpa dibarengi logistik,” ujar Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Bekasi, Muhammad Kurniawan, kepada Radar Bekasi.
Pada Pileg 2024, partai ini harus menerima kenyataan pahit setelah tidak berhasil memenangkan kursi wakil rakyat di tingkat daerah, terutama di Bekasi, baik kabupaten maupun kota.
Menurut Kurniawan, Pileg 2024 merupakan salah satu pemilu yang paling keras yang pernah dialaminya, dengan perubahan perilaku pemilih yang tidak selalu tercermin dalam survei.
BACA JUGA: Partai Gelora Dukung Tri Adhianto sebagai Bakal Calon Wali Kota Bekasi di Pilkada 2024
“Ada perubahan perilaku pemilih di masyarakat, diantaranya karena praktik-praktik money politik yang sangat kental, terus juga praktik-praktik kecurangan masih sangat banyak,” katanya.
Dia menegaskan bahwa Pileg 2024 menjadi pembelajaran berharga bagi partainya untuk menghadapi pesta demokrasi mendatang. Salah satu langkahnya mempersiapkan logistik yang memadai, bukan hanya mengandalkan ide dan gagasan saat berinteraksi dengan masyarakat. Kurniawan juga berharap agar sistem pemilu dievaluasi ke depannya.
“Ke depan mudah-mudahan ide dan gagasan bisa dibarengi dengan logistik yang memadai. Dengan harapan mudah-mudahan sistem pemilu ini bisa dievaluasi. Kalau seperti sekarang ini pasti akan rentan terjadi money politik dan kecurangan-kecurangan,” jelasnya. (pra)
