Oleh: M. Shalahuddin
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pendidikan Islam perlu mengikuti perubahan yang cepat dalam pendidikan global agar tetap relevan dan efektif. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pendidikan Islam perlu berinovasi untuk mempertahankan relevansinya.
Masyarakat yang semakin kompleks dan beragam membutuhkan pendidikan Islam yang mampu memenuhi kebutuhan mereka secara holistik. Jika setiap sekolah memiliki kemampuan untuk membuat program pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam, maka pembelajaran yang sesuai dengan ajaran Islam sudah selayaknya diterapkan di lembaga pendidikan.
Pendidikan Islam pada dasarnya berupaya membina akhlak berdasarkan ajaran Islam. Pendidikan agama sangat mempengaruhi akhlak siswa, terutama mengenai interaksinya dengan Sang Pencipta (Ainiyah, 2013).
Inovasi dalam kurikulum pendidikan Islam dapat membantu mengakomodasi perbedaan dan kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat. Keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi semakin penting dalam konteks global saat ini. Tantangan ini harus dijawab dengan menyiapkan kurikulum dimana siswa memiliki kesempatan untuk menjadi individu yang memiliki keterampilan nomor satu dalam dunia pendidikan dan keterampilan kedua, yaitu kewirausahaan.
Kurikulum memainkan peran kunci dalam membentuk arah pendidikan di sebuah institusi sekolah. Melalui kurikulum, tujuan, nilai dan metode pembelajaran ditetapkan untuk memberikan arah yang jelas bagi proses pendidikan.
Berikut ini adalah peran kurikulum di sekolah: (1) Membentuk Identitas Sekolah. Kurikulum merupakan cerminan dari identitas sekolah dan nilai-nilai yang dianutnya. Melalui kurikulum, sekolah dapat menggambarkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif, keberagaman, atau fokus pada aspek tertentu seperti STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
(2) Mengarahkan Proses Pembelajaran. Kurikulum memberikan panduan tentang apa yang harus diajarkan dan dipelajari di dalam kelas, serta bagaimana cara terbaik untuk melakukannya. Hal ini membantu guru merencanakan pelajaran yang efektif dan sesuai dengan tujuan pendidikan.
(3) Beradaptasi dengan kebutuhan siswa. Kurikulum yang baik harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini melibatkan pengintegrasian berbagai metode pembelajaran dan penilaian untuk memfasilitasi perkembangan pribadi dan akademik setiap individu.
(4) Mempersiapkan Masa Depan. Kurikulum yang relevan harus dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan, baik dari segi kemampuan akademik maupun keterampilan hidup sehari-hari yang dibutuhkan di dunia kerja dan masyarakat.
(5) Memfasilitasi Pembelajaran Holistik. Kurikulum yang holistik mengakui pentingnya mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.
Samani & Hariyanto (2017:38) menjelaskan bahwa ada empat kurikulum wajib abad 21 yang sangat diperlukan bagi siswa, yaitu kesadaran global (global awareness), literasi keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan (literacy awareness), kesadaran sebagai warga negara (civic awareness) dan kesadaran akan kesehatan dan kebugaran (health and wellness awareness). Kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu kunci dalam membentuk akhlak siswa.
Sebagaimana diketahui, tujuan kurikulum pendidikan Islam menitikberatkan pada pemanfaatan kehidupan manusia tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat (Kusmawati, 2016: 1). Nilai-nilai agama yang harus ditanamkan kepada peserta didik didasarkan pada sumber utama ajaran Islam, yaitu Al Qur’an dan Hadits.
Reformasi kurikulum Islami berbasis teknologi merupakan proyek jangka panjang yang perlu dikelola melalui strategi yang terperinci. Tim manajemen sekolah harus menganalisis situasi saat ini dengan melakukan pemindaian lingkungan secara menyeluruh, dan dengan mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan program yang diinginkan.
Agar dapat diimplementasikan, program ini perlu mengandalkan pada penciptaan beberapa cara yang potensial untuk menghasilkan solusi yang optimal, yang mungkin melibatkan beberapa bentuk inovasi. Untuk menghasilkan ide-ide yang paling menjanjikan, diperlukan lingkungan yang kondusif untuk refleksi dan eksperimen melibatkan seluruh management sekolah.
Pelatihan dan pengembangan profesional yang memadai diperlukan untuk mendukung implementasi kurikulum yang inovatif. Kolaborasi antar sektor, baik pemerintah, lembaga Pendidikan, orang tua siswa, peserta didik dan masyarakat, sangat penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan Islam yang inovatif.
Melalui kemitraan yang kuat, lingkungan pendidikan yang mendukung dan memfasilitasi inovasi dapat tercipta.
Pada abad ke-21, Pendidikan Islam menciptakan perbedaan antara pendidikan Islam yang dianggap kaku dengan pendidikan barat yang lebih sekuler.
Dari perspektif ini, integrasi Islamisasi ilmu pengetahuan mulai terjadi, yang pada akhirnya menyebabkan nilai-nilai Islam tertanam dalam ilmu pengetahuan kontemporer (Sofwan, 2016).
Kurikulum harus mendorong pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi interdisipliner, penggunaan teknologi, dan pengalaman belajar yang otentik. Dengan cara ini, siswa akan dibekali dengan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk menjadi sukses dalam menghadapi tantangan masa depan yang kompleks dan beragam.
SMAIT (Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu) Nurul Fajri sebagai lembaga pendidikan Islam di Bekasi berupaya menjadi sekolah yang progresif dan adaptif terhadap perkembangan zaman, telah merancang kurikulum yang inovatif untuk mempersiapkan para siswanya dalam menghadapi tantangan masa depan yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.
SMAIT Nurul Fajri berpedoman pada konsep pembelajaran pendidikan abad 21 “Socio Religious Contextual Vertically And Or Horizontally Integrated Subject Matters And Related Technology”. Sebuah konsep pembelajaran kontekstual terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajari mengaitkan hubungan sosial dan agama yang dilihat dari aspek teknologi terapan.
Konsep ini diharapkan dapat mendidik peserta didik untuk tidak hanya menghafal materi pelajaran, tetapi memahami dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata dari aspek agama. Dengan cara ini, siswa dibekali dengan pengetahuan yang saling berkaitan dalam kehidupan nyata dengan dilandasi oleh pembahasan agama yang kuat sehingga menjadi peserta didik yang berilmu dan berakhlakul karimah.
Kesimpulan
SMAIT Nurul Fajri berkomitmen untuk menerapkan kurikulum yang memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum Islam. Hal ini sebagai wujud nyata menjadikan SMAIT Nurul Fajri sebagai salah satu sekolah pilihan utama bagi para orang tua dan siswa di Bekasi.
SMAIT Nurul Fajri berkomitmen membentuk generasi yang kuat, tangguh, unggul, cerdas, berprestasi, berakhlakul karimah dan siap bersaing masuk di Perguruan Tinggi Negeri Favorit serta siap menjadi pemimpin di Indonesia Emas tahun 2045.
Karakter Islami diharapkan tercermin dalam perilaku peserta didik SMAIT Nurul Fajri seperti ; Akidah yang bersih, Ibadah yang benar, Kepribadian yang matang, Kemandirian, Cerdas dan Berpengetahuan Luas, Sehat dan Kuat, Serius dan Disiplin, Tertib dan Cermat, Efisien, Bermanfaat, Peduli terhadap orang lain dan memiliki kepekaan serta keterampilan untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
SMAIT Nurul Fajri telah menunjukkan upaya nyata dalam melakukan inovasi kurikulum berbasis nilai-nilai Islam yang dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan. (*)
Penulis merupakan Mahasiswa Program Doktor S3 Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung/Kepala Sekolah SMAIT Nurul Fajri, Ketua MUI Cikarang Barat.