Oleh: Achmad Muwafi, Lc
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Allah SWT adalah Dzat pemberi rezeki. Tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang tidak menerima rezeki-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 6, Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya, termasuk binatang melata yang ada di bumi, baik yang kecil dan yang besar, yang ada di daratan maupun yang ada di lautan. Dia pun mengetahui tempat berdiamnya binatang itu (sarangnya) juga tempat penyimpanannya (bila telah mati).
Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mengetahui. Semuanya telah tercatat di dalam kitab yang ada di sisi Allah swt. Allah swt berfirman, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.
Dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya. Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am ayat 59)
Di dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa rezeki seseorang sudah diatur oleh Allah SWT sejak masih dalam kandungan. Oleh sebab itu Islam menganjurkan kepada umatnya untuk bekerja mencari rezeki dengan tata cara yang benar dan tidak boleh melanggar batas-batas syariat. Mencari rezeki harus diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga dapat menambah nilai ibadah kepada-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian manusia! Bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah dalam upaya mencari rizki. Karena sesungguhnya jiwa itu tak akan mati sebelum mendapatkan jatah rizkinya secara sempurna, meskipun lambat mendapatkannya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah dalam upaya mencari rizki. Ambillah yang dihalalkan, dan tinggalkanlah apa yang diharamkan.” (HR. Ibnu Majah)
Rezeki akan datang kepada seseorang yang memang berhak untuk menerimanya. Bagaimana pun usaha yang dilakukan, apabila rezeki tersebut bukan ditakdirkan untuknya, maka seseorang itu tidak akan pernah mendapatkannya. Akan tetapi, apabila rezeki tersebut memang ditakdirkan untuknya, maka orang itu akan mendapatkannya rezekinya dari mana saja dan kapan saja. (*)
Penulis merupakan Kepala SMPIT Baitul Halim, Pengurus Pusat Bidang Dakwah IKADI (Ikatan Dai Indonesia), dan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi