RADARBEKASI.ID, BEKASI – Polisi belum bisa mengungkap penyebab pasti kematian ZAN (26), seorang tahanan titipan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bekasi yang tewas di Lapas Kelas IIA Bekasi.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus, mengatakan belum terungkapnya kasus tersebut lantaran pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan hati ZAN oleh tim kedokteran Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan Polda Sumut.
“Ada sampel yang diambil dari kegiatan ekshumasi yang diperiksa di laboratorium forensik. (Spesifiknya) sampel hati,” kata Firdaus.
BACA JUGAl Polisi Periksa Lima Saksi Terkait Kematian Tahanan di Lapas Kelas IIA Bekasi
Firdaus mengungkapkan, sampel hati itu diperiksa untuk mengecek apakah ada kadar racun atau hal-hal lain yang nantinya ditemukan di tubuh ZAN.
“Itu semua harus (diperiksa), supaya penyelidikan ini memenuhi standar scientific crime investigation,” jelas Firdaus.
Terkini, kata Firdaus ada enam saksi yang sudah diperiksa. Mereka terdiri dari petugas lapas dan tahanan yang satu sel dengan ZAN.
“Masih didalami karena kami masih menunggu hasil ekshumasi. Untuk saksi yang diperiksa itu dari petugas lapas dan juga tahanan yang satu sel dengan korban,” ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, ZAN yang merupakan tahanan titipan asal Tapanuli Tengah Sumatera Utara, itu tewas di dalam sel di Lapas Kelas IIA Bekasi, Minggu (19/5/2024) lalu. ZAN diduga tewas dikeroyok.
Tim Kuasa Hukum dari ZAN yakni Farhat Abbas mengatakan, sebelum tahanan itu meninggal dunia, ia terlebih dahulu meminta uang kepada keluarganya.
BACA JUGA: Tahanan Tewas di Lapas Kelas IIA Bekasi, Keluarga Ungkap Kejanggalan
Dalam pesan singkat WhatsApp yang dikirimkan oleh almarhum ZAN, ia mengatakan kalau uang tak dikirim, maka dirinya akan dibuat tak bernyawa.
” 18 Mei 2024, chat WhatsApp minta uang dan tanggal 19 Mei 2024, (ZAN) meninggal dunia,” kata Farhat, Rabu (26/6/2024) lalu.
Kematian ZAN kian janggal, lantaran pihak Lapas Kelas IIA Bekasi menyatakan bahwa pemuda itu meninggal dunia akibat bunuh diri.
Namun keluarga curiga lantaran kondisi ZAN penuh luka lebam saat jenazahnya diterima di keluarga. Keluarga lalu menyebut ZAN adalah korban dari tindak penggeroyokan yang terjadi di dalam lapas.
“(Meninggal dunia) saat dalam karantina di lapas,” jelas Farhat. (rez)