RADARBEKASI.ID, BEKASI – Marijah (50), kaget saat menerima kabar bahwa suaminya, Waryanto (52), ditemukan tewas mengenaskan.
Jasad Waryanto mengapung di saluran penampungan air belakang Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Kota Bekasi pada Rabu (17/7/2024). Saat ditemukan, kedua kaki dan tangan terikat tali rafia serta kepala terbungkus karung.
“Saya kaget saat dikabari bahwa suami saya meninggal, ditemukan di belakang kantor tempat kerjanya,” ujar Marijah dikutip dari Radar Bojonegoro, Jumat (19/7/2024).
Padahal, pada Senin lalu (15/7/2024), ia masih sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon. Ia tak menyangka, komunikasi itu menjadi pembicaraan terakhir dirinya dengan sang suami.
’’Sempat telepon (15/7/2024), biasa cerita masalah kerjaan. tidak ada (kalau dia sedang ada masalah atau diancam),” ungkapnya.
Marijah mengungkapkan, tidak ada gelagat komunikasi mencurigakan. Terlebih suaminya tipikal orang pendiam.
Waryanto pulang ke rumah di Desa Cabean setiap dua bulan sekali. Terakhir pada akhir Juni 2024 lalu.
’’Pada 28 Juni kemarin sempat pulang dan kembali lagi 30 Juni, sering komunikasi tiap malam, tidak cerita masalah apa-apa,” terangnya.
BACA JUGA: Pegawai TPST Bantargebang Bekasi Ditemukan Tewas, Tangan Terikat Kepala Terbungkus Karung
Marijah mengungkapkan, suaminya bekerja di TPST Bantargebang sejak 2017 lalu, sebagai pegawai outsourcing dari pihak ketiga yang dipekerjakan sebagai tukang kebersihan.
Waryanto sebagai tulang punggung keluarga meninggalkan istri dan dua anak. Anak pertama berusia 23 tahun dan belum bekerja. Sementara, anak kedua sedang menempuh pendidikan MTs di Pondok Pesantren Al Hadi turut Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro.
Marijah mengaku telah dimintai keterangan oleh Polres Blora, mengenai komunikasi terakhir dan data-data lainnya.
Jenazah Wariyanto rencananya dikebumikan di Desa Cabean pada Jumat (19/7/2024), setelah jenazah diantar dari RS Polri Kramat Jati Jakarta pada Kamis (18/7/2024). (luk/bgs/oke)