RADARBEKASI.ID, BEKASI – Partai Buruh mengeluarkan rekomendasi untuk Asep Surya Atmaja sebagai bakal calon bupati Bekasi pada Pilkada 2024. Surat rekomendasi ini ditandatangani langsung oleh Tim Pilkada Pusat (TPP) Partai Buruh, Said Salahudin.
Keputusan ini diambil karena minimnya kader internal yang mumpuni di Partai Buruh Kabupaten Bekasi.
“Ya, karena untuk kader di Kabupaten Bekasi kita masih minim. Kalau bicara tentang popularitas dan elektabilitas, kader kita belum ada, karena masih baru dan isi tasnya juga belum mencukupi. Kemarin sudah saya sampaikan kepada provinsi sama pusat, bahwasanya kita tetap nyari orang luar,” ujar Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Bekasi, Ali Nur Hamzah, kepada Radar Bekasi, Senin (22/7).
Seperti diketahui, adik kandung mantan bupati Bekasi, Alm Eka Supria Atmaja, ini merupakan penggawa Partai Golkar yang kini masih mengemban jabatan sebagai Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Bekasi. Menurutnya, Asep merupakan figur yang memiliki kedekatan dengan para punggawanya di Desa Waluya Cikarang Utara.
Ali menjelaskan Asep telah menjalani proses wawancara dengan pimpinan Partai Buruh pada 16 Juli 2024. Satu hari kemudian mendapatkan surat rekomendasi dari partai tersebut.
“Dokter Asep datang sendiri ke saya bersama tim, bahwasanya beliau ingin masuk dari Partai Buruh,” katanya.
Meskipun Asep saat ini masih tercatat sebagai penggawa Partai Golkar, Ali menyatakan bahwa Asep akan segera mengurus surat pengunduran diri dan Kartu Tanda Anggota (KTA) dari Partai Buruh.
“Saat ini keanggotaannya masih Partai Golkar. Ya, minggu depan baru ngurus surat pengunduran diri. Karena syarat menjadi anggota Partai Buruh, harus keluar dari keanggotaan partai sebelumnya,” ucapnya.
BACA JUGA: Partai Buruh “Ngotot” Dorong Asep Surya Atmaja Dampingi Ade Kuswara, PKS Tak Khawatir
Tentunya, dengan latar belakang Asep yang merupakan bagian dari Partai Golkar dan adik mantan kandung bupati Bekasi, Alm Eka Supria Atmaja, diharapkan dapat memberikan tambahan suara bagi Partai Buruh saat menghadapi Pilkada Kabupaten Bekasi.
“Kalau untuk suara, insya Allah dokter Asep akan mendapat dukungan dari loyalisloyalisnya, karena kemungkinan besar masih ada. Sehingga bisa menambah suara Partai Buruh di Pilkada,” ucapnya.
Diketahui, pada Pileg 2019 Asep SuryaAtmaja berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Golkar. Kemudian di Pileg 2024, Asep memutuskan naik tingkat untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari arena tarung Dapil Jabar VII, yang mencakup Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, dari Partai Golkar. Dalam pencalonannya itu, Asep Surya Atmaja, gagal melangkah ke Senayan.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Bapilu DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, Son Haji, menjelaskan bahwa memang terdapat pernyataan dari DPP secara lisan, yang mengatur bahwa Ketua DPD tidak diizinkan mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati dari partai lain. Namun, untuk kader Golkar yang bukan Ketua DPD, hal ini tidak menjadi masalah atau diharamkan, asalkan ada arahan petunjuk dari DPP.
Son Haji juga menambahkan bahwa jika Asep memilih untuk bergabung dengan Partai Buruh, maka Asep harus mengajukan surat pengunduran diri resmi dari keanggotaan Partai Golkar dan fraksi. Saat ini, Son Haji menyatakan bahwa Asep masih terdaftar sebagai anggota fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Bekasi.
“Kalau dia (Asep) sudah resmi mundur,baru kita akan ngambil sikap dan Langkah yang jelas. Karena sampai saat ini belum ada surat pengunduran diri dan juga belum ada pernyataan dia yang memang mau bergabung ke Partai Buruh,” tuturnya.
Perihal dampak bagi Partai Golkar akibat kepergian Asep, Son Haji dengan tegas menyatakan bahwa penilaian terhadap tokoh-tokoh Partai Golkar harus dilakukan dari berbagai aspek. Asep Surya Atmaja adalah adik kandung mantan bupati Bekasi, almarhum Eka Supria Atmaja, yang pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar DPRD Kabupaten Bekasi. Saat ini, Asep juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Bekasi.
Namun, jika melihat dari hasil perolehan suaranya pada Pemilu Legislatif 2024, Son Haji menegaskan bahwa secara individu, prestasi Asep dapat diukur dari situasi tersebut. Saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jabar VII, yang meliputi tiga kabupaten, Asep hanya berhasil memperoleh sekitar 40 ribu suara. Hal ini tentunya tidak signifikan dalam skala yang lebih besar.
“Jadi tidak terlalu signifikan akan mengurangi suara Partai Golkar. Ya, nggak ada dampaknya,” ucapnya.
BACA JUGA: Tri Adhianto Tampung Keluh Kesah Relawan Belajar Militan dan Horas Bangso Batak
Sementara itu, Pengamat politik Bekasi, Roy Kamarullah, berpendapat bahwa penilaian terhadap situasi ini haruslah obyektif. Menurutnya, kehadiran dua tokoh dari keluarganya, yakni Asep Surya Atmaja dan almarhum Eka Supria Atmaja, memiliki pengaruh signifikan. Keduanya memiliki basis loyalis yang kuat, sehingga meskipun keluarganya tidak lagi terafiliasi dengan Partai Golkar, mereka tetap mempertahankan pengaruhnya. Terlebih lagi, Asep memiliki pengalaman sebagai anggota DPRD Kabupaten Bekasi, yang membuatnya memiliki banyak pendukung di dalam Partai Golkar.
“Bagaimana pun seorang tokoh partai itu kalau dia keluar dari partai, tetap berpengaruh terhadap partai itu. Sedikit banyak ada pengaruhnya, jadi nggak bisa dibilang tidak. Kecuali yang pindah itu cuma simpatisan atau pengurus biasa saja. Kita harus akui bahwa Asep itu tokoh,” tuturnya.
“Kalau terkait dengan dampak besar apa tidak, saya pikir nanti kembali kepada,bagaimana partai itu bersikap terhadap pindahnya Asep dari Golkar ke Buruh. Semuanya kembali ke sikap Golkar. Semuanya kembali ke sikap Asep. Nanti masyarakatakan menilai,” sambungnya. (pra)