Berita Bekasi Nomor Satu

Kota Bekasi Kekurangan Dokter Spesialis Penyakit Langka

OPERASI: Dokter spesialis sedang melaksanakan operasi mata juling di salah satu RS mata, belum lama ini. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kota Bekasi diketahui masih mengalami kekurangan dokter spesialis untuk menangani penyakit langka.

“Untuk saat ini cukup, kecuali ada kasus-kasus yang langka. Tapi yang lain pada umumnya masih bisa diselesaikan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.

Penyakit-penyakit yang relatif jarang ditemukan di setiap kunjungan fasilitas kesehatan ini berbeda dengan kebutuhan dokter untuk penyakit dalam, anak, bedah, jantung, rehabilitasi, dan onkologi yang kerap paling sering membutuhkan dokter spesialis. Tanti menyampaikan bahwa dokter spesialis dan subspesialis sudah banyak tersedia di setiap rumah sakit, terlebih di RS kelas B.

BACA JUGA: 26 Ribu Penduduk Eks Jakarta Masuk Bekasi

“Ada 1.340 dokter spesialis plus dokter subspesialis gigi se-Kota Bekasi,” ungkapnya.

Untuk RS milik pemerintah, ketersediaan dokter spesialis saat ini sudah memenuhi standar Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Contohnya di RSUD kelas D sesuai standar harus memiliki empat dokter spesialis. Saat ini setiap RS telah memiliki 12 dokter spesialis.

Pada kasus-kasus yang jarang ditemui, pasien dirujuk ke RS tipe A di Jakarta, seperti RSCM dan Harapan Kita. Jika memungkinkan, Dinkes meminta agar setiap RS mengutamakan bekerjasama dengan mendatangkan dokter ke Kota Bekasi.

BACA JUGA: Pemkot Gelar Pameran Produk Lokal

“Di satu sisi untuk masyarakat juga mengurangi biaya keluar. Jadi kalau bisa saya menekankan bisa diselesaikan di RS kelas B di Kota Bekasi,” tambahnya.

Kekurangan hingga tidak meratanya sebaran dokter saat ini menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh pemerintah di Indonesia. Sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia (WHO), rasio dokter terhadap jumlah penduduk adalah 1 per 1.000 orang.

Sementara pada Maret lalu, rasio dokter di Indonesia tercatat 0,72 per seribu penduduk. (sur)