RADARBEKASI.ID, BEKASI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi menjadi daerah yang paling lambat se-Jawa Barat saat melakukan proses Pencocokan dan Penelitian (Coklit) untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Proses Coklit yang dilakukan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) berlangsung 25 Juni hingga 25 Juli. Dari 27 kabupaten/kota se Jawa Barat, Kota Bekasi baru bisa menyelesaikan Coklit pada Senin (22/7).
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kota Bekasi, Afif Fauzi, menjelaskan bahwa keterlambatan proses Coklit di Kota Bekasi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, terkait dengan gawai Pantarlih yang tidak mendukung, menyebabkan masalah teknis. Kedua, di wilayah perkotaan, petugas Pantarlih mengalami kesulitan dalam menemui penghuni rumah. Selain itu, proses coklit dilakukan secara manual terlebih dahulu sebelum beralih ke e-coklit, mengingat perbedaan Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap wilayah.
“Ini yang menjadi kendala, handphone tidak mendukung, kemudian 80 persen itu perumahan, sehingga terjadi kendala disitu. Lalu SDM, karena ada yang titipan RW, tokoh masyarakat, anak-anak, terkadang ini menjadi kendala-kendala. Tapi hari ini sudah selesai 100 persen,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Sebelum rampung 100 persen, Afif terus memotivasi para punggawanya ditingkat kecamatan maupun desa, dalam melakukan monitoring. Dirinya juga memperkuat dengan Coklit tokoh-tokoh masyarakat, partai politik, publik figur, anggota DPRD, dan DPR RI. Sehingga membuat mereka termotivasi. “Alhamdulillah selama 30 hari ini, walaupun masih tersisa tiga hari lagi, tetap kita monitoring di lapangan, sehingga mereka merasa ditemenin,” ungkapnya.
Saat ditanya perihal jumlah pemilih di Kota Bekasi berdasarkan hasil Coklit, Afif mengaku, sekarang baru sinkronisasi data dari e-coklit dimasukan ke PPS.
“Kalau yang tercoklit baru sinkronisasi data dari e-coklit dimasukan ke PPS, nanti mereka rapikan dan mereka plenokan ditingkat PPK, baru setelah itu ditarik ke KPU. Nanti masuk di DPS. Kita masih membuka ruang bagi masyarakat yang belum masuk ke DP4 bisa datang ke kelurahan masing-masing,” jelasnya.
BACA JUGA: Puluhan ODGJ di Yayasan Jamrud Biru Ikuti Coklit
Sementara itu, Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Kabupaten Bekasi, Muchamad Iqbal menyampaikan, bahwa punggawanya berhasil menyelesaikan proses Coklit pada tanggal 18 Juli. Menurutnya, apabila dibandingkan dengan Kabupaten/kota lain se Jawa Barat, Kabupaten Bekasi masuk dalam kelas menengah. Artinya, menyelesaikan proses Coklit di tengah.
“Kalau Kabupaten Bekasi tanggal 18 Juli sudah selesai 100 persen pada proses Coklit. Jadi Kabupaten Bekasi tidak terlambat dalam proses pelaksanaan Coklit se Provinsi Jawa Barat. Tidak seperti Kota Bekasi,” tuturnya.
Untuk sekarang kata Iqbal, punggawanya sedang melakukan pencermatan hasil Coklit. “Saat ini kami sedang proses pencermatan, coklitnya sudah selesai 100 persen. Tapi memang masih kami cermati data-data hasil Pantarlih, sebelum kami unggah ke aplikasi Sidalih. Data hasil coklit di Kabupaten Bekasi sebanyak 2.258.378,” bebernya.
Diketahui, proses pencocokan dan penelitian atau coklit untuk pemutakhiran data pemilih pemilihan kepala daerah di Jawa Barat telah mencapai 35.859.583 orang hingga Jumat (19/7).
Hanya di Kota Bekasi tahapan coklit berjalan lambat. Koordinator Divisi Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum Jabar Ahmad Nur Hidayat pada Sabtu (20/7/2024) memaparkan, sudah 35 juta warga yang mengikuti coklit sejak 24 Juni 2024. Persentase coklit di Jabar mencapai 99,85 persen. (pra)