Berita Bekasi Nomor Satu

Petani Padi di Bojongmangu Hadapi Ancaman Gagal Panen

PETANI: Najudin berada di sawah garapannya di Desa Ridomanah Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi, Selasa (30/7). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Petani padi di Desa Ridomanah Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi kembali menghadapi ancaman gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan yang menyebabkan areal persawahan mereka kering.

Seorang petani, Najudin (49), mengaku bahwa dirinya mengelola dua hektar sawah. Selama dua tahun terakhir, sawahnya sering gagal panen karena kekurangan air.

“Ya gak ada air, kemarau panjang. Kalau padi awalnya emang bagus tumbuhnya, karena gak ada air kemungkinan begini, jadi gak bisa panen. Ini padi umur udah tiga bulan,” kata Najudin Bojongmangu, Selasa (30/7).

BACA JUGA: Petani Bangun Bendungan secara Swadaya

Kondisi tersebut diperparah dengan belum adanya saluran irigasi yang memadai untuk mengairi persawahan. Sementara petani yang beruntung memiliki lahan dekat bantaran sungai, terpaksa menggunakan mesin untuk menyedot air.

“Kalau normal panen satu hektar itu bisa lima ton, saat ini cuma dapet yang lima kwintal, tiga kwintal itu udah paling bagus. Itu panen dipilah-pilah,” tambahnya.

Tanaman padi yang tidak layak untuk dipanen dibiarkan dan digunakan sebagai pakan ternak. Akibat kemarau panjang yang mengurangi produksi padi, Najudin mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

“Kurang lebih kalau di sebelah sini hampir 15 hektaran gagal panen. Kalau keseluruhan 200 hektaran. Ya ruginya sekitar Rp15 jutaan, 1 hektarnya. Saya garap 2 hektar, Rp30 jutaan kerugian,” ucapnya.

BACA JUGA: Pelaku Usaha Perikanan di Kabupaten Bekasi Butuh Regulasi

Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi mengenai kekeringan air bersih atau sawah yang gagal panen akibat kemarau. Namun, Dani mengakui bahwa beberapa petani di wilayah utara dan selatan mulai mengkhawatirkan penurunan produksi padi mereka.

“Sebagai langkah antisipasi, kami akan menyiapkan hampir 60 pompa baru untuk dibagikan kepada petani, serta bantuan BBM. Normalisasi sungai juga akan kami gencarkan hingga akhir bulan ini,” tandas Dani. (ris)