RADARBEKASI.ID, BEKASI – Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Siti Qomariyah, mengikuti sekolah politik perempuan Jawa Barat tahun 2024 yang berlangsung di Grand Sunshine Resort dan Convention, Kabupaten Bandung.
Perempuan yang terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini, mengikuti kegiatan sekolah politik selama dua hari mulai 30-31 Juli 2024. Dalam kegiatan tersebut, diikuti oleh seluruh kader perempuan yang berada di tingkat provinsi.
Perempuan yang akrab disapa Siqom ini mengungkapkan, materi diberikan oleh beberapa narasumber, salah satu diantaranya oleh mantan Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana. Dia mengajarkan bagaimana memberdayakan perempuan, agar punya andil besar dalam kehidupan, baik dari keluarga maupun politik. Pasalnya sampai saat ini, keterwakilan perempuan di lembaga DPRD Jawa Barat belum mencapai 30 persen.
“Banyak pelajaran yang masuk bagaimana memberdayakan perempuan, karena keterwakilan perempuan di Jawa Barat baru 22 persen, malahan menurun. Tadinya di angka 26 persen,” ujar Siqom, kepada Radar Bekasi usai mengikuti sekolah politik perempuan, Kamis (1/8).
Minimnya perempuan yang terjun ke arena politik disebabkan banyak faktor, tentu salah satu pertimbangannya karena harus melahirkan, kemudian bertanggung jawab kepada keluarganya. Sehingga, ketika memutuskan terjun ke arena politik tidak boleh keluar dari koridor itu. Karena yang terpenting, jangan sampai keluarga berantakan ketika fokus mengejar karir.
BACA JUGA: Siti Qomariyah Fokus Tunggu Restu Partai Sebelum Tentukan Pasangan di Pilkada Kabupaten Bekasi
“Kita tidak boleh keluar dari koridor itu, jangan sampai kita mengejar jabatan, tahu-tahu rumah tangga berantakan. Itu kan satu kesalahan besar. Kenapa itu tidak pernah terpenuhi, karena kita ada keterbatasan. Kalau suami tidak mengizinkan susah,” ucapnya.
Padahal kata politisi yang dinobatkan sebagai Komandan Emak-Emak Bekasi Mandiri ini menilai, kemampuan kaumnya tidak kalah. Karena memang Allah SWT menciptakan manusia dengan kemampuan yang sama, hanya identitas atau jenis kelamin saja yang membedakan. Bahkan, perempuan itu punya dua kelebihan yang laki-laki tak mempunyainya.
“Perempuan itu bisa masak, bisa nyuci, ngurus anak, suami, tapi berpolitik juga tidak kalah hebat. Cuma kita ada batasan-batasan, jangan sampai keluar dari koridor yang ada,” tuturnya.
Dalam sekolah politik perempuan itu, dirinya yang berhasil terpilih sebagai wakil rakyat dituntut untuk bagaimana memberdayakan perempuan agar pro aktif di masyarakat. Meski berbeda warna atau partai, tapi harus saling mendukung sesama kaum perempuan. “Jadi kunci sukses itu, kalau untuk jabatan bagaimana caranya kita mendukung sesama perempuan. Warna boleh beda, tetapi kita harus maju bareng,” tuturnya.
“Kalau ingin maju kita harus total terjun langsung ke masyarakat. Kita sebagai perwakilan dari perempuan, kalau ingin maju harus banyak silaturahmi dan sebagainya. Kita harus berjuang, berusaha, jangan menunggu kalau ingin maju,” sambungnya. (pra/adv)