Berita Bekasi Nomor Satu

Korban Pembunuhan Temannya di Tambun Utara Sempat Kirim Pesan Diancam

FOTO KORBAN: Keluarga korban menunjukan foto almarhum Muhammad Rizky Zakaria semasa hidup di Medan Satria Kota Bekasi, Rabu (7/8). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Muntamah (43), orangtua Muhammad Rizky Zakaria (22) yang menjadi korban pembunuhan oleh temannya, Krisdian alias Ken (25), angkat bicara mengenai kejadian tersebut.

Muntamah mengungkapkan bahwa sebelum kejadian, Rizky sempat mengirim pesan singkat kepada adiknya, Bella. Dalam pesan tersebut, Rizky menyatakan bahwa ia merasa terancam karena menolak diajak mencuri oleh temannya, Ken.

“Jam 3.30 pagi adiknya ini Bella dihubungin, pesannya ‘Bel, gua mau dibunuh sama teman gua gara-gara diajakin nyolong gua gak mau, teman gua namanya Ken anak Kampung Tungking,” tutur Muntamah kepada awak media di Medan Satria, Rabu (7/8).

BACA JUGA: Gara-gara Tersinggung, Pemuda Tewas Dibacok Temannya saat Bersama-sama Hendak Mencuri di Tambun Utara

Karena tidak mendapat jawaban dari Bella, Rizky kemudian mencoba menghubungi tantenya, Mariyani. Namun, karena masih dini hari, Rizky tidak mendapatkan respons. Ia juga mengirimkan lokasi terkini melalui pesan singkat kepada adiknya.

“Kondisi jam segitu kita lelap tidur, gak sempet buka pesannya ataupun angkat telepon panggilan dari dia (Rizky). Begitu 3.30 dia telepon budenya namanya Mariyani, kirim pesan bahasanya ‘Bu’ yang kedua ‘Ping’ sebanyak 3 kali. Belum ada jawaban, dia (Rizky) penasaran, dia coba telepon,” tambahnya.

Tak lama setelah itu, pihak RS Ananda Babelan menghubungi Mariyani untuk memberi tahu bahwa Rizky mengalami kecelakaan dan saat ini berada di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kedua orangtua Rizky dan adiknya segera menuju rumah sakit untuk memeriksa kondisi korban.

Sesampainya di rumah sakit, mereka mendapati bahwa Rizky masih hidup, tetapi dalam kondisi kritis dan banyak mengeluarkan darah

“Terus polisi tanya, ibu tau kejadian ini gimana? Saya jawab gak tau pak. Kata polisi ini kita nemuin anak ibu udah kondisi seperti ini. Saya syok nah rumah sakit berkata seperti itu, anak ibu datang udah dalam kondisi seperti itu, dia dari arah depan menuju ke rumah sakit masuk sendiri minta tolong,” ceritanya.
BACA JUGA: Kasus Kematian Pegawai TPST Bantargebang, Hasil Autopsi Paling Lambat Tiga Bulan

Menurut perawat rumah sakit kepada Muntamah, Rizky berjalan sendiri ke RS Ananda Babelan dan tidak bisa berbicara karena lukanya. Ia berkomunikasi melalui telepon selulernya dengan mengetik pesan.

Dalam pesan tersebut, Rizky mengatakan bahwa ia telah dibunuh oleh temannya dan meminta agar handphonenya tidak diberikan kepada teman-temannya.

“Dia sempat ngetik pesan karena tidak bisa berbicara, mengatakan, ‘Saya dibunuh, tolong saya, apa saya bisa diselamatkan?’ dan ‘Tolong handphone saya jangan kasih ke teman saya,’” kata Muntamah.

“Dia sempat ngetik karena ditanya gak bisa ngomong. Dia ngetik di handphonenya ‘Saya dibunuh tolong saya, apa saya bisa diselamatkan’ itu bahasanya Rizky ke suster. Nah yang kedua dia ngetik lagi ‘tolong handphone saya jangan kasih ke teman saya’,” kata Muntamah.

Karena keterbatasan fasilitas di RS Ananda Babelan, Rizky dirujuk ke RSUD Kota Bekasi. Namun, sekitar pukul 06.43 WIB, Rizky dinyatakan meninggal dunia.

Selama hidupnya, Rizky dikenal sebagai pribadi yang baik dan penyayang kepada adik-adiknya. Malam sebelum pembunuhan, Rizky pergi untuk melakukan transaksi sepatu milik adiknya.

Menurut keterangan orangtua korban, pelaku Ken tidak pernah berkunjung ke rumah Rizky. Namun, rencana pencurian yang didalangi oleh Ken sudah direncanakan satu minggu sebelumnya, sebagaimana terlihat dari pesan-pesan di handphone korban yang diperiksa oleh orangtua Rizky.

“Dari seminggu yang lalu, Rizky itu udah ngasih informasi ke temannya si Aldi namanya, curhat bahwa dia itu mau diajak ngebobol konter. Itu seminggu yang lalu. Disitu yang jelas si Kennya itu share lokasi ke handphonenya si Rizky, saya sempet lihat di rumah sakit,” ucapnya.

Keluarga berharap agar petugas kepolisian dapat mengungkap kejahatan ini dengan jujur dan adil serta pelaku Ken mendapatkan hukuman yang setimpal. Selain itu, keluarga juga berharap agar sepeda motor milik adik korban dapat segera dikembalikan. Saat mengunjungi Polsek Tambun Selatan, pelaku mengaku bahwa senjata tajam yang digunakan milik korban dan Rizky disebut otak rencana pencurian.

“Ajakan pertama itu memang dari si Ken. Nah pas di kantor polisi itu kenapa dia berbalik fakta, katanya Rizky yang ngajak duluan. Tapi kenapa dia (pelaku) pengakuan dia ke polisi barang itu punya korban, jadi semuanya itu dilimpahin ke korban,” ujarnya.

“Seolah-olah korban pelaku utama. Yang bawa barang pun milik korban padahal kalau dipikir secara logika, kan yang megang barang pelaku,” tandasnya. (ris)