Berita Bekasi Nomor Satu

Harga Pangan Tingkat Pedagang di Kabupaten Bekasi Bergejolak

ILUSTRASI: Pedagang membersihkan cabai rawit hijau di Pasar Induk Cibitung, beberapa waktu lalu. Harga pangan di tingkat pedagang pasar rakyat Kabupaten Bekasi mengalami lonjakan atau bergejolak. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harga pangan  tingkat pedagang pasar rakyat di Kabupaten Bekasi mengalami lonjakan atau bergejolak. Sejumlah komoditi harganya di atas normal.

Berdasarkan data Dinas Perdagangan yang diperoleh dari Pasar Setu, Cibitung, Cibarusah, Tambun, Serang, Cikarang, Babelan, dan Tarumajaya per Rabu (7/8), komoditas yang harganya di atas normal meliputi minyak goreng curah, daging ayam broiler, cabai merah besar, cabai rawit hijau, cabai rawit merah, dan bawang putih.

Harga per kg komoditi minyak goreng curah tertinggi mencapai Rp17.500 di Pasar Babelan. Daging ayam broiler tertinggi mencapai Rp43 ribu di Pasar Setu, dan cabai merah besar tertinggi mencapai Rp60 ribu di Pasar Cibarusah.

Selain itu, harga cabai rawit hijau tertinggi mencapai Rp60 ribu di Pasar Setu, cabai rawit merah tertinggi mencapai Rp85 ribu di Pasar Cibarusah, dan bawang putih tertinggi mencapai Rp45 ribu di Pasar Tarumajaya.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Naik, di Bekasi Capai Rp62.500/Kg

Sementara itu, komoditas lain seperti beras premium, beras medium, gula pasir, daging sapi, telur ayam ras, cabai keriting, dan bawang merah di sejumlah pasar harganya masih di bawah normal.

“Harga tersebut kondisinya sesuai dengan kondisi atau masih dapat dikatakan normal,” ujar Kepala Bidang Bahan Pokok Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yanti, Kamis (8/8).

Dengan kondisi harga saat ini, ungkap Helmi, belum perlu dilakukan operasi pasar. Menurut Helmi, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri karena mampu menekan inflasi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan meliputi kerja sama dengan pemerintah daerah penghasil.

”Kalau harganya sudah sulit dikontrol kami melakukan kerjasama dengan daerah penghasil, seperti Kabupaten Garut untuk cabai dan sayur mayur. Jadi kami langsung bekerjasama dengan pengelola hasil bumi, sehingga harga yang sampai di pasaran Kabupaten Bekasi bisa tetap stabil,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk minyak dan telur. Sedangkan untuk gula dan beras, kerja sama dengan Perum Bulog.

“Kami selalu memantau harga bahan pokok penting setiap hari. Ketika harga melebihi batas normal, kami langsung melaporkan kepada pimpinan untuk diambil kebijakan, seperti operasi pasar, dan menyalurkan barang kepada pedagang agar harga di masyarakat lebih murah,” ujarnya.

BACA JUGA: BUMD PT BPJ Kembangkan Bisnis Beras, Pj Bupati Bekasi: Jangan Main-main

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pedagang (FKP) Pasar Induk Cibitung, Abdul Hakam, mengatakan bahwa harga cabai dalam seminggu terakhir sudah tidak normal. Namun, kondisi ini belum mempengaruhi penjualan secara signifikan.

“Sejak dua tahun belakangan ini, kondisi berdagang memang agak landai. Tapi kami tetap bersyukur karena barang dagangan tetap berputar,” ujarnya.

Hakam menyampaikan bahwa harga cabai rawit merah, hijau, keriting, maupun merah bisa berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp65 ribu. “Harga cabai tidak stabil, kadang pagi berbeda, sore berbeda, dan besok bisa berbeda lagi. Di sini (Cibitung), kami hanya menjual secara grosir, bukan eceran. Harga tertinggi untuk cabai adalah Rp65 ribu,” tambahnya.

Untuk bawang merah dan bawang putih, harganya stabil dengan kisaran Rp20 ribu sampai Rp25 ribu untuk bawang merah dan sekitar Rp35 ribu untuk bawang putih.

Harga kentang sekitar Rp11 ribu sampai Rp13 ribu, kacang Rp7 ribu, dan kol Rp4 ribu per kilogram.
“Meskipun kami berada di Pasar Induk Cibitung, harga setiap pedagang bisa berbeda. Terkadang perbedaannya bisa mencapai Rp1 ribu sampai Rp3 ribu untuk berbagai komoditas. Di sini (Cibitung), harga berbeda dengan pasar lain karena penjual di Kabupaten Bekasi mengambil barang dari Pasar Induk Cibitung untuk dijual kembali secara eceran,” pungkas Hakam. (and)