Penulis: Didi Suradi, M.Pd.
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perkembangan teknologi telah mengubah cara belajar dan mengajar. Guru tidak lagi berperan sebagai penyampai materi, melainkan sebagai fasilitator pembelajaran. Tantangannya adalah guru harus mampu mengadopsi teknologi baru. Selain itu, sekolah perlu memberikan dukungan terhadap infrastruktur yang dibutuhkan, seperti jaringan internet dan perangkat digital lainnya.
Dengan hadirnya teknologi ke dalam ruang kelas, proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi kendala yang harus dihadapi. Demikian juga dengan materi pelajaran. Guru dan siswa memiliki akses yang sangat luas kepada materi global. Dengan demikian, siswa dapat belajar secara mandiri mengikuti kecepatan belajarnya masing-masing. Hal inilah yang disebut dengan personalisasi pembelajaran.
Sebagai sekolah digital, Yayasan Al Muslim mengembangkan platform yang diberi nama Digislamic atau Digital Islamic. Melalui platform ini, sekolah dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sekolah juga menjadi lebih fokus pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, seperti literasi digital, berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, dan pemecahan masalah. Digislamic juga juga dapat menjadikan siswa untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka.
BACA JUGA: SD Al Muslim Apresiasi Siswa Berprestasi lewat GENZI
Sejalan dengan hal di atas, Yayasan telah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Penyediaan jaringan internet yang kuat mencukupi kebutuhan seluruh warga sekolah. Setiap siswa diberikan satu buah tablet dan setiap guru diberikan satu buah laptop. Yayasan juga memberikan pelatihan kepada guru dan karyawan sesuai kebutuhan. Dengan demikian, Yayasan Al Muslim telah memenuhi kebutuhan implementasi Digislamic sesuai dengan spesifikasi hardware, software, dan brainware.
Selain mengembangkan keterampilan digital, melalui platform Digislamic, sekolah juga lebih fokus pada pendidikan karakter. Beban belajar yang tertuang dalam program intrakurikuler dapat dicapai lebih mudah dan cepat melalui bahan ajar digital. Siswa dapat mengulang materi yang diberikan kapan saja dan di mana saja, termasuk mengerjakan latihan soal dan ujian. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan praktik dengan model pembelajaran berbasis proyek. Kondisi inilah yang memungkinkan sekolah memiliki waktu lebih banyak untuk mengembangkan minat, bakat, serta karakter siswa.
Khusus untuk pendidikan karakter, Yayasan Al Muslim mengembangkan kurikulum leadership life skills, green education, dan pendidikan Al-Qur’an dengan metode tilawati. Pendidikan karakter ini menjadi kurikulum khas yayasan yang diberikan pada seluruh siswa. Dengan Digislamic, waktu yang digunakan untuk membentuk karakter melalui kurikulum khas menjadi lebih banyak. Pendidikan karakter melalui penguatan amaliyah diniyah menjadi sarana pembentukan profil lulusan Al Muslim yang sesuai visi yayasan, yaitu menjadikan generasi muslim yang siap menjadi khalifatul fil ardh yang rahmatan lil ‘alamin dan berakhlak mulia. (DS)