Berita Bekasi Nomor Satu

Deden Hardiansyah, Juara 1 Pemuda Pelopor Bidang Pangan Jabar: Terapkan Green Economy dalam Usaha Bebek Hibrida

BEBEK HIBRIDA: Deden Hardiansyah melihat peternakan bebek hibrida milik mitranya di Desa Sukakerta Kecamatan Sukawangi, Selasa (13/8). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Keberhasilan Deden Hardiansyah (29) dalam berwirausaha bebek hibrida membawanya meraih Juara 1 Terbaik Pemuda Pelopor Bidang Pangan Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2024.

Pemuda asal Sukakarya Kabupaten Bekasi ini membuktikan bahwa berwirausaha di bidang pangan sangat potensial. Sejak 2015, Deden-sapaannya- menggeluti usaha bebek pedaging tersebut.

Usahanya bermula ketika ia masih menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) Cikarang. Kebutuhan biaya kuliah memacunya untuk berwirausaha menghasilkan cuan.

“Saya mulai pertama 80 ekor bebek pedaging. Kalau sekarang hampir ada 30 sampai 40 ribu ekor per bulan,” tutur Deden saat ditemui Radar Bekasi di salahsatu peternakan mitranya di Desa Sukakerta Kecamatan Sukawangi, Selasa (13/8).

Deden merintis usahanya di bawah bendera Sukses Jaya Farm bersama sang kakak. Pada 2024, ia telah memiliki 30 mitra usaha peternakan bebek pedaging yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Babelan, Sukawangi, Sukakarya, Tambun Utara, Cabangbungin, Tambelang, hingga Subang.

“Dari 30 kandang itu punya anak buah lima orang setiap kandangnya, jadi hampir 150 orang yang dipekerjakan.  Dari 150 itu terciptalah banyak lagi, misalnya anak buah kandang punya bawahannya lagi sekitar dua atau tiga. Jadi prinsip ekonominya setiap bulannya satu kandang bisa sampai Rp 150 juta,” terangnya.

Deden juga menyerap tenaga kerja lokal di setiap lokasi kandang mitranya. Ia menerapkan konsep saling belajar tentang cara memelihara bebek hibrida yang benar untuk memaksimalkan keuntungan. Di setiap peternakan mitranya, Deden mengusung konsep green economy atau peternakan kering, di mana bebek-bebek ternaknya tidak menimbulkan aroma tak sedap karena menggunakan sekam padi, yang juga dapat diolah menjadi pupuk kandang untuk pertanian.

“Green Economy yang kami terapkan tidak hanya mengurangi bau, tetapi juga mengelola limbah, seperti kotoran dan bulu bebek. Kotoran bebek dapat diubah menjadi pupuk organik dan pestisida alami sebagai pengusir hama, yang lebih efektif dan tidak merusak tanah pertanian,” tambah Deden.

Deden menjelaskan bahwa ia membeli bebek pedaging yang baru menetas (Duck On Day/DOD) seharga Rp14 ribu per ekor. Selama masa pertumbuhan dari usia 0 hingga 15 hari, bebek hibrida diberi pakan pur alus dengan kandungan protein 20 hingga 23 persen untuk memperkuat pertumbuhan tulang dan daging. Di kandang bebek usia 0 hingga 15 hari juga dilengkapi dengan lampu pemanas pada suhu 38 hingga 40 derajat celsius.

“Kandangnya disekat yang usia 0 sampai 15 hari. Lalu bebek yang usia 15 hari sampai panen itu dikasih pakan grow atau pellet. Kenapa? Karena kandungan proteinnya lebih kecil 18 sampai 19 persen tanpa lampu,” imbuhnya.

Deden Hardiansyah

Menurut Deden, bebek hibrida memiliki tingkat kematian yang rendah, yakni hanya 3 persen. Bebek ini sudah layak konsumsi pada usia 30 hingga 45 hari dengan berat penjualan antara 1,2 hingga 2 kilogram. Deden menjual bebek hibridanya per kilogram dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Saat ini, pasar bebek hibrida dari Sukses Jaya Farm mencapai 5 ribu ekor per hari untuk memenuhi pasar DKI Jakarta.

““Alhamdulillah, kami sudah bekerja sama dengan rumah potong hewan di DKI Jakarta serta beberapa tengkulak. Rumah potong hewan ini memenuhi kebutuhan 5.000 ekor bebek pedaging per hari di Jakarta,” ujar Deden.

Di usia mudanya dengan bisnis bebek hibridanya yang semakin berkembang ini, Deden mendapatkan Juara 1 sebagai pemuda pelopor bidang pangan tingkat provinsi Jawa Barat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 2024. Inovasinya di bidang ternak bebek ini membawanya untuk mengikuti ajang tingkat nasional mendatang.

“Di provinsi, ada 45 peserta di bidang pangan. Alhamdulillah, setelah proses penilaian, saya dinyatakan juara 1 di provinsi Jawa Barat untuk bidang pangan, khususnya agrobisnis,” ungkapnya.

Deden meyakinkan para pemuda di Kabupaten Bekasi bahwa kota industri terbesar ini memiliki peluang besar untuk berwirausaha, terutama di bidang pangan seperti bebek pedaging. Bebek pedaging merupakan menu favorit dengan daya jual yang lebih tinggi dibandingkan daging ayam, dan olahan daging bebek semakin variatif di masyarakat. Ke depannya, ia berharap di Kabupaten Bekasi akan ada rumah potong unggas.

“Kedepannya, saya ingin memiliki rumah potong hewan bersertifikasi halal dan memproduksi bebek frozen atau bebek ungkep yang bisa dipasarkan langsung. Kami bisa mengelola seluruh proses dari hulu ke hilir, yang juga dapat menambah potensi pendapatan bagi Pemerintah Kabupaten Bekasi,” tandasnya. (ris)

BIODATA

DEDEN HARDIANSYAH

Lahir: Bekasi, 29 Desember 1995

Kegiatan: Berwirausaha Bebek Hibrida

Pendidikan: S1 Ilmu Administrasi Bisnis STIAMI Cikarang