Berita Bekasi Nomor Satu

Pengabdian Tanpa Batas Dokter Adi Pranaya: Bantu Penyintas Thalasemia hingga Wadahi Pengembangan Pemuda di Bidang Kesehatan

TERIMA PENGHARGAAN: Adi Pranaya saat mendapatkan penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan tlTeladan tingkat nasional  2024 kategori Pengabdian Tanpa Batas dari Kemenkes. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI –  Dokter Adi Pranaya memiliki harapan tinggi terhadap perkembangan dunia kesehatan, khususnya untuk generasi muda dan Kabupaten Bekasi. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Sukadami Cikarang Selatan ini telah menginisiasi berbagai program sebagai bentuk pengabdian di bidang kesehatan.

Pada  2016, Adi memprakarsai Generasi Muda Peduli Kesehatan (Sinergi Gempita) sebagai wadah pengembangan generasi muda di bidang kesehatan. Ia berharap generasi muda yang tergabung dalam program ini dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang mampu mewujudkan generasi sehat dan generasi emas.

Jalannya, lewat edukasi dan aksi nyata sebagai bentuk kepedulian generasi muda di bidang kesehatan.

“Yang terpenting adalah anak-anak ini bisa merasakan bahwa anak-anak yang tumbuh sehat ini tidak hanya pintar, tapi juga menjadi agen perubahan,” kata dokter umum ini kepada Radar Bekasi, Selasa (13/8).

Sinergi Gempita mewadahi generasi muda  terdiri dari Pramuka dan Forum Anak yang berkolaborasi dalam edukasi dan kepedulian kesehatan. Adi menganggap Pramuka sebagai media strategis untuk merangkul generasi muda dari tingkat SD hingga SMA/SMK, sedangkan Forum Anak diharapkan menjadi pelopor dan pelapor ide-ide mereka.

Siapa sangka, kolaborasi ini telah berperan mendorong keberpihakan pemerintah pada anak di bidang kesehatan. Sampai  2024 ini, ada ratusan anak termasuk penderita Thalasemia yang dibantu dengan anggaran Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Thalasemia merupakan penyakit genetik yang memerlukan transfusi darah seumur hidup. Namun, deteksi dini dan edukasi dapat mencegah penyakit ini. Adi, sebagai fasilitator nasional Thalasemia sejak 2016, aktif memberikan penyuluhan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat. 

Menebar Semangat Peduli Thalasemia” menjadi slogan komunitas generasi muda binaan Adi.

BACA JUGA: Bahrul Ulum, Inovator di Balik Aplikasi Bebunge Pemkab Bekasi

Beberapa program yang ia gagas banyak memberikan manfaat kepada masyarakat. Dimulai dari Quick Win, program ini berjalan pada  2016-2019 dengan memberikan sosialisasi Thalasemia yang berfokus pada klinik, RS, dan Posyandu di wilayah Kecamatan Cibarusah.

Aksi nyata lainnya dalam program ini adalah pelayanan darah pada ibu hamil dan Thalasemia.
Program berikutnya diberi nama Koin Cinta Thalasemia (KoCinTha) pada 2019-2020. Merupakan aksi generasi muda mengumpulkan donasi, mulai dari tingkat pendidikan PAUD, SD, SMP, dan SMA/K. Hasilnya didonasikan kepada yayasan Thalasemia.

Program KoCinTha dilanjutkan pada 2020-2022, yakni Donor Darah dan Koin Cinta Thalasemia (DoRaMi KoCinTha). Kegiatan dalam program ini meliputi seminar, penggalangan donasi, hingga donor darah yang diikuti pelajar dari puluhan sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK.

Program ini mengawali langkah Adi membawa anak-anak untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi anak-anak usia sebaya mereka yang lain.

“Ini adalah wujud dari anak-anak yang sifatnya idealis dan mulia. Mereka akan lebih banyak merasa tersentuh ketika ada seorang anak lain yang mengalami musibah atau kesusahan,” paparnya.

Kesehatan perempuan tidak luput dari perhatian Adi, edukasi dan skrining pelajar puteri digelar sebagai bagian dari upaya pencegahan Thalasemia. Kegiatan ini dilakukan dalam program Forum Remaja Putri Sehat (ForJaRis) di  2022.
Program berikutnya masih berjalan sampai dengan saat ini diberi nama Donas. Anak Sehat Thalasemia (Doa Sehati) bersama dengan forum anak daerah dan kecamatan se kabupaten Bekasi. Fokus program ini adalah pengembangan program sosialisasi dan kesehatan Thalasemia pada Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Program ini nantinya akan menghasilkan duta Thalasemia di level pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK. Mereka akan berperan memberikan edukasi dan kepedulian kepada anak-anak yang lain.
Selain Thalasemia, Adi juga mengajak generasi muda menjadi pelopor dan pelapor dalam edukasi Kuta lewat program Kota Sahabat Kusta (KOTAKU). Kabupaten Bekasi sendiri memiliki target bebas Kusta pada 2025.

Aksi nyata ini telah mendapat apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sebagai Forum Anak terbaik tingkat nasional berturut-turut 2019-2022 dalam aksi klaster kesehatan.

Sebagai seorang dokter, Adi telah menerima berbagai penghargaan sebagai tenaga medis. Harapannya terhadap dunia kesehatan di Kabupaten Bekasi sangat besar, dengan fokus pada sistem manajemen kesehatan, integrasi layanan, dan Posyandu remaja sebagai wadah kesehatan.

Menjelang Hari Jadi ke-74 Kabupaten Bekasi,  Adi  menerima penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan tingkat nasional 2024 dalam kategori Pengabdian Tanpa Batas. (sur)