RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Medistra Indonesia menghelat Wisuda XXII dan Angkat Sumpah Program Studi Sarjana Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan di Harris Convention Hall Summarecon Bekasi, Kamis (15/8). Wisuda ini diikuti oleh 107 lulusan yang dinyatakan lulus uji kompetensi.
Ketua Senat STIKes Medistra Indonesia, Riris, menjelaskan bahwa lulusan STIKes Medistra Indonesia telah dibekali dengan berbagai ilmu selama perkuliahan.
“Kami telah memberikan banyak ilmu dan bekal yang cukup. Namun, yang paling fenomenal langsung difasilitasi Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku seumur hidup. Ini baru STIKes Medistra Indonesia yang melakukannya,” ucap Riris kepada Radar Bekasi.
Riris menambahkan STIKes Medistra Indonesia tidak hanya memberikan teori melalui perkuliahan, tetapi juga menerapkan ilmu langsung di rumah sakit dan puskesmas.
“Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan STIKes Medistra ini memang telah dipersiapkan untuk diterapkan di lapangan,” tuturnya.
Sebagian besar wisudawan ini merupakan mahasiswa ahli jenjang yang telah melanjutkan dari D3 Kebidanan ke S1 Kebidanan dan banyak di antaranya sudah bekerja.
“Mereka adalah mahasiswa ahli jenjang dari D3 kebidanan, lalu melanjutkan ke S1 kebidanan, dan kebanyakan sudah bekerja,” ujar Riris.
Dia menjelaskan bahwa ini merupakan peningkatan dalam hal kompetensi, mengingat perbedaan kompetensi antara D3 vokasi dan S1 kebidanan.
BACA JUGA: Ubhara Jaya Luluskan 876 Wisudawan, Hadirkan Lulusan Berkarakter dengan Semangat Bela Negara
“Ini adalah suatu peningkatan kompetensi, peningkatan pendidikan untuk teman-teman bidan,” terangnya.
Riris berharap para lulusan dapat bekerja sesuai dengan kompetensinya sebagai bidan dan memberikan asuhan kebidanan di tempat mereka bekerja.
“Berbekal ilmu yang sudah ada, semoga mereka para lulusan bisa menjaga nama baik almamater STIKes Medistra Indonesia,” ungkapya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Arianti Anaya, menambahkan bahwa STIKes Medistra Indonesia dapat membantu pemerintah dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang handal.
“Masih banyak puskesmas dan rumah sakit yang kekurangan tenaga kesehatan. STIKes Medistra Indonesia diharapkan dapat terus berperan dalam mengatasi kekurangan SDM di bidang kesehatan,” ujar Arianti.
Pihaknya juga berharap STIKes Medistra Indonesia tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga mendorong para lulusan untuk bekerja di daerah-daerah Indonesia yang masih kekurangan tenaga kesehatan.
Hal senada juga disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Toni Toharudin, yang menyebutkan bahwa STIKes Medistra Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di wilayah III dengan komitmen tinggi terhadap kualitas pendidikan kesehatan.
“Selama ini, kinerja perguruan tinggi swasta sangat baik di wilayah III Jakarta, dan mudah-mudahan bisa mempertahankan kualitas, sehingga dapat menghasilkan tenaga kesehatan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara,” tuturnya.
Salah satu wisudawan STIKes Medistra Indonesia, Sri Wachyuni, mengakui bahwa pendidikan profesi kebidanan sangat penting untuk pengembangan kompetensi.
“Kebetulan di 2025, STR saya sudah habis masa berlakunya, tapi sekarang telah berlaku seumur hidup, apalagi pada 2025, D3 tidak diperbolehkan untuk membuka praktek mandiri, sehingga harus melanjutkan pendidikan profesi,” bebernya.
Sri merasa senang menjalani kuliah di STIKes Medistra Indonesia dengan bimbingan dosen-dosen yang kompeten. “Saya senang bisa mengikuti pendidikan di STIKes Medistra Indonesia ini, karena dosen-nya sangat welcome dan juga kompeten,” pungkasnya. (dew/pms)