Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bekasi Bakal Pulihkan Kualitas Air Sungai Cilemahabang dengan Ekoenzim

HITAM PEKAT: Kondisi air di Bendung Cilemahabang yang berwarna hitam pekat dan beraroma busuk di Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Rabu (21/8). Pemkab Bekasi akan berupaya memulihkan kualitas air Sungai Cilemahabang melalui penggunaan ekoenzim. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sungai Cilemahabang di Cikarang Utara, yang berwarna hitam pekat dan beraroma tidak sedap diduga tercemar limbah bakal dicampur dengan cairan ekoenzim agar airnya kembali jernih. Sebab, air sungai itu setiap harinya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya memulihkan kualitas air Sungai Cilemahabang melalui penggunaan ekoenzim.

“Kita ada semacam rekayasa ataupun melalui ada dikenal ekoenzim. Sudah diterapkan di daerah-daerah lain dan berhasil,” ucap Dedy saat meninjau Sungai Cilemahabang, Rabu (21/8).

BACA JUGA: Masalah Irigasi di Wilayah Utara Bekasi Tak Bisa Dibiarkan

Dalam kesempatan tersebut, petugas Dinas Lingkungan Hidup mengambil sampel air Sungai Cilemahabang untuk diuji di laboratorium. Hasil uji laboratorium ini akan menentukan apakah cairan ekoenzim dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pertanian, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya.

“Apalagi masyarakat yang pergunakan sehari-hari ya untuk mandi, mencuci pakaian sebagainya. Itu keinginan kita, kita harus berbuat terbaik untuk masyarakat. Syukur kalau nanti berdasarkan uji lab ternyata bisa,” tambahnya.

Sebagai upaya jangka panjang, pihaknya akan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di beberapa titik sungai yang rawan pencemaran. Tujuannya untuk memonitor dan memastikan bahwa air limbah yang dibuang ke aliran sungai telah memenuhi standar dan aman digunakan masyarakat, terutama para petani.

“Kita akan membangun tiga IPAL untuk pengelolaan dari hulunya. Tadi kan kita tinjau juga di sekitar perumahan Cifest, di situ kita lihat ini sampai dengan di bendungan di Cilemahabang, kita lihat dan airnya bau dan sebagainya,” tutur Dedy.

Ke depan, jika solusi penggunaan cairan ekoenzim berhasil, lanjut Dedy, pihaknya akan melakukan normalisasi bantaran Sungai Cilemahabang dari bangunan-bangunan liar.

BACA JUGA: Pemkab Bekasi Siapkan Rumah Singgah

Ia juga terinspirasi oleh taman di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta, yang dimanfaatkan oleh warga dan petugas kebersihan untuk menanam sayur-mayur.

“Seperti di Jalan Kalimalang, kanan kirinya dijaga dengan pagar. Lahan-lahan yang ada dimanfaatkan untuk ketahanan pangan, seperti sayur-mayur. Dengan begitu, kemurnian air terjaga dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya.

Dedy juga menegaskan bahwa jika hasil uji laboratorium menunjukkan adanya indikasi pencemaran limbah oleh perusahaan, pihaknya akan memberikan sanksi tegas. “Jika terbukti ada perusahaan yang membuang limbah sembarangan, tentu akan ada tindakan,” tandasnya. (ris)