RADARBEKASI.ID, BEKASI – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) tidak menemukan adanya unsur bullying yang dilakukan oleh siswa di salah satu SMP Negeri di Kota Bekasi. Setelahnya, KPAD dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi akan fokus menindaklanjuti psikologis anak dalam peristiwa ini.
Setelah menerima informasi pekan kemarin, KPAD telah melakukan assesment atas peristiwa dugaan bullying yang beredar di aplikasi perpesanan. Unsur bullying tidak terpenuhi lantaran hasil analisa menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi spontan, tidak ada indikasi merendahkan. Melainkan terindikasi ada penanganan yang berlebihan terhadap tindakan beberapa siswa saat mencoba melepas hiasan HUT RI di lingkungan salah satu sekolah SD.
“Hari ini kita fokus terhadap luka psikologis sebenarnya. Karena melihat ini sudah viral, kita khawatir ketika mereka sudah viral nanti anak-anak itu melihat mungkin ada rasa malu, rasa takut, ada rasa tidak percaya diri, itu yang jadi tugas kita nanti,” ungkap Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian.
BACA JUGA: Aksi Perundungan Siswa SMP Negeri Kembali Terjadi di Kota Bekasi, Satgas: Sudah Diselesaikan
Persoalan ini memang telah diselesaikan oleh sekolah dan orangtua tiap siswa. Namun, dampak dari beredarnya video yang menunjukkan adanya dugaan aksi perundungan tersebut harus diantisipasi dampaknya terhadap siswa.
Tindaklanjut terhadap peristiwa ini juga bertujuan untuk memberi pembelajaran terhadap seluruh siswa dan warga sekolah tentang dampak saat aktivitas mereka mengandung unsur kekerasan.
Kepada warga sekolah mulai dari dewan guru, Novrian mengingatkan tentang cara-cara yang tepat untuk menegur siswa. Dimana hal itu harus dilakukan di ruang privat dan tidak diketahui oleh rekan-rekan sebaya yang lainnya.
Pekan kemarin KPAD bersama dengan beberapa unsur Pemkot Bekasi memang tengah masif melakukan sosialisasi di 21 satuan pendidikan, mulai dari tingkat SD hingga SMA terkait dengan kampanye pencegahan bullying.
Dalam hal ini, KPAD mendorong keterlibatan langsung anak-anak dalam mencegah bullying. Dimana mereka menjadi pelopor dan pelapor.
“Bagaimana anak-anak hari ini bukan hanya diberikan pengetahuan bahaya bullying, tapi juga anak-anak harus terlibat sebenarnya. Bagaimana mereka menjadi pembela, menjadi pelopor dan juga pelapor jika ada kasus-kasus kekerasan,” tambahnya.
Sebelumnya, video beberapa siswa SMP yang mengandung unsur kekerasan beredar di aplikasi perpesanan. Kasus ini telah diselesaikan oleh pihak sekolah bersama dengan orangtua siswa, serta telah dilakukan pembinaan. (sur)