RADARBEKASI.ID, BEKASI – Eksim merupakan bentuk alergi kulit yang muncul sebagai reaksi sistem imun terhadap alergen atau faktor pemicu tertentu. Penyakit ini sering kali diwariskan dari orang tua, sehingga anak dengan riwayat alergi keluarga berisiko lebih tinggi mengalaminya.
Menurut dr Salsabila Sandi, eksim pada bayi biasanya muncul di wajah, terutama di area pipi, dagu, dan dahi. Gejala awal eksim meliputi kulit kering, bersisik, dan gatal. Jika tidak diobati, eksim bisa berkembang menjadi ruam kemerahan dan iritasi, serta berpotensi menjadi infeksi jika sering digaruk, yang ditandai dengan nanah.
“Eksim tidak menular mengapa anak bisa terkena eksim juga karena genetic bawaan sudah terlahir dari orangtuanya yang memiliki bakat alergi. Harus diperhatikan gejalanya juga jika ada ruam dilutut harus dicek lebih lanjut apakah itu benar eksim atau penyebabnya yang lain,” terangnya.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Rachmi Yogyakarta ini menjelaskan bahwa meskipun genetik tidak bisa dihindari, eksim dapat dicegah dengan menggunakan pelembab dua kali sehari, seperti yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan The American Academy of Pediatrics (AAP). Hal ini bertujuan untuk mencegah eksim, terutama pada bayi yang memiliki riwayat eksim.
Untuk pengobatan eksim, dr. Salsabila merekomendasikan menjaga skin barrier dengan melembabkan kulit bayi dua kali sehari, terutama setelah mandi. Mandikan bayi tidak lebih dari 10 menit dengan air suam-suam kuku dan segera aplikasikan pelembab setelah mandi.
“Ketika muncul ruam sudah meradang misalnya kemerahan, anak sering menggaruk, iritasi harus segera diobati dengan krim atau salep steroid. Salep ini bisa diresepkan oleh dokter untuk mengurangi peradangan biasanya selama 2 hingga minggu. Tidak boleh dipakai jangka panjang, setelah ruamnya sembuh dilanjutkan pelembab lagi,” jelas dokter yang disapa dengan panggilan Salsa ini.
Eksim umumnya dapat sembuh seiring berjalannya waktu. Menurut dr Salsabila, 80 hingga 90 persen kasus eksim dapat sembuh atau hilang saat anak mencapai usia 10 tahun jika ditangani dengan tepat. Sekitar 40 hingga 60 persen kasus menunjukkan perbaikan pada usia 6 tahun. Seiring bertambahnya usia, skin barrier bayi cenderung membaik, dan kulit menjadi kurang sensitif. Beberapa orang mungkin masih mengalami eksim hingga dewasa, dan penanganan yang tepat sangat penting.
dr Salsabila juga menjelaskan cara mengenali skin barrier yang normal atau sensitif. Kulit sensitif biasanya kering, bersisik, dan muncul garis putih saat digaruk. Kulit yang sering kering dan bersisik menunjukkan kurangnya pelembab dan skin barrier yang tidak optimal.
“Untuk itu, lebih sering lagi menggunakan pelembab jika biasanya disarankan 2 kali kelihatan masih bersisik lebih sering lagi diberikan pelembab. Semua makanan bisa memicu alergi, hanya saja yang paling sering dikarenakan susu sapi dan turunannya seperti keju, yogurt, telur, kacang-kacangan, ikan dan gandum. Untuk itu, menjadi food diary dicek gejalanya menjadi catatan supaya lebih aware terhadap makanan yang dikonsumsi,” tambahnya.
dr Salsabila Sandi menjelaskan bahwa saat eksim meradang, ruam akan tampak kemerahan, bersisik, dan gatal akibat sering digaruk, yang membuat anak tidak nyaman. Dalam kasus seperti ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan resep salep steroid.
Jika ruam menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti warna kekuningan, nanah kering di atasnya, atau luka basah, ini menandakan adanya infeksi. Dalam situasi ini, dokter biasanya akan menambahkan resep antibiotik untuk menangani infeksi. (oke/*)