Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Ujian Allah Bukti Cinta-Nya  

Oleh: Achmad Muwafi, Lc

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Allah SWT memberikan ujian dan cobaan hidup sebagai salah satu cara Allah SWT menguji keimanan dan kesabaran hamba-Nya. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan Kami akan menguji kamu dengan sesuatu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, orang-orang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuuuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah ayat 155-157).

Ada dua jenis ujian dari Allah SWT yaitu ujian kebaikan dan keburukan. Menghadapi ujian kebaikan dengan cara bersyukur dan menggunakan kebaikan tersebut untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah SWT. Sementara ujian keburukan disikapi dengan kesabaran.

Di dalam Al-Qur’an telah diterangkan bahwa hidup di dunia ini adalah ujian. Allah SWT berfirman, “Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk ayat 1-2)

Ujian dan cobaan Allah SWT merupakan sunnatullah yang tidak dapat dihindari. Setiap manusia akan mendapatkan ujian dan cobaan dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

BACA JUGA: Al Muslim Sekolah Digital yang Islami

Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Qaqqash, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah, orang yang bagaimana yang paling berat ujiannya?’. Rasulullah SAW menjawab, ‘Para nabi, lalu orang yang mendekati sifat nabi dan seterusnya. Sesorang diuji sesuai dengan kekuatan agamanya.

 

Jika agamanya kuat, cobaannya pun semakin berat. Jika agamanya lemah, ia diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seseorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

Dalam kitb Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ As-Shoghir, Syeikh Abdur Rauf Al-Munawi menuturkan bahwa, “Jika seorang mukmin diberi cobaan, maka itu sesuai dengan ketaatan, keihlasan dan keimanan dalam hatinya.” (*)

Penulis merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Wakil Ketua Umum Asosiasi Kiai dan Intelektual (AKIL) Indonesia, Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi