RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah petani kerja bakti membuat bendungan di bantaran sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) Desa Sukawijaya Kecamatan Cibitung, Selasa (27/8). Bendungan dibuat untuk mengarahkan air ke Saluran Sekunder (SS) Bulak Mangga dan SS Pisang Batu, yang menjadi saluran irigasi area persawahan di wilayah Cibitung, Tambelang, Sukawangi, Sukakarya, dan Sukatani.
Dalam prosesnya, para petani mengisi karung dengan tanah yang kemudian digunakan sebagai penahan air. Karung-karung tersebut diikat dan disusun di bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) menggunakan bronjong dan bambu.
“Air diarahin ke talang SS Bulak Mangga dan Pisang Batu,” ucap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukarahayu kepada Radar Bekasi di Cibitung, Selasa (27/8).
Kerja bakti ini dilakukan seiring dengan penambahan debit air yang dikirim dari pintu air Sungai Kalimalang di Desa Sukadanau Cikarang Barat. Namun, adanya pipa pengganjal di sekitar talang air irigasi di Kampung Rawa Lele menyebabkan debit air yang sudah ditambah tersebut tidak mengalir maksimal ke SS Bulak Mangga dan Pisang Batu.
BACA JUGA: Kemen PUPR Janji Perbaiki Pintu Air CBL pada Maret 2025
“Begitu air dilepas dari Sungai Kalimalang, Sukadanau membendung di situ, menghambat aliran air ke SS Bulak Mangga dan Pisang Batu. Setelah dibedah, alhamdulillah kondisi air sudah lancar kembali,” tambahnya.
Selain itu, kerja bakti membedah talang air irigasi di Kampung Rawa Lele juga dilakukan untuk menyelamatkan padi-padi yang sudah ditanam oleh para petani sekitar.
Langkah ini menjadi solusi sementara bagi para petani. Menurutnya, area persawahan di wilayah Tambelang juga akan teraliri seiring dengan dibedahnya talang air irigasi di Kampung Rawa Lele dan penambahan debit air.
“Alhamdulillah, ada sedikit-sedikit air dari Kali Srengseng Hilir dan juga dari SS Bulak Mangga yang masuk,” ucap Risam.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu langkah nyata dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi untuk menangani permasalahan irigasi persawahan di wilayah utara. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Pemkab Bekasi akan mulai mendata bangunan-bangunan liar di sepanjang aliran kali irigasi, dari wilayah Sukadanau, Cikarang Barat, hingga Cibitung.
“Rencana normalisasi yang di depan Talang Rawa Lel sampai Sukadanau sepanjang 6 kilometer mengarah ke Kalimalang. Dan satu lagi di Kali Jati yang Srengseng Hilir dibikin bendungan tambak limpas untuk sementara,” terangnya.
Risam dan para petani lainnya berharap Pemkab Bekasi bersama instansi terkait dapat menyelesaikan persoalan irigasi persawahan tahun ini agar para petani tidak terus-menerus dihantui kekeringan setiap tahunnya.
BACA JUGA: Pemenang Pilkada Diminta Komitmen Perhatikan Petani
“Supaya air lancar dan kita bercocok tanam kembali dan mengharapkan hasil yang maksimal karna sumber utama para petani adalah air,” katanya.
Sementara itu, Pemkab Bekasi telah membentuk Tim Kaji Cepat Daerah Aliran Sungai (DAS). Tim ini terdiri dari Dinas Pertanian, Dinas Cipta Karya, Disperkimtan, BPBD Kabupaten Bekasi, Dinas Sosial, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Tim ini akan melakukan upaya penanganan lahan pertanian yang terdampak kekeringan di tujuh kecamatan, yaitu Cibitung, Sukawangi, Karangbahagia, Tambun Utara, Tambelang, Cabangbungin, dan Muaragembong.
“Kami melakukan kaji cepat di daerah aliran sungai yang terdampak kekeringan,” kata Tim Kaji Cepat DAS, Ahmad Erlangga.
Tim ini telah meninjau beberapa wilayah seperti Karangbahagia dan Sukawangi dengan menelusuri aliran sungai yang menjadi tumpuan irigasi area persawahan setempat, seperti Sungai Kali Ciherang, Kali Cilemahabang, SS Sukatani-Karangbahagia, dan beberapa aliran sungai Srengseng Hilir di Sukawangi.
Berdasarkan hasil kajian, sebanyak tujuh desa di Kecamatan Karangbahagia terdampak kekeringan akibat hambatan air pada saluran irigasi. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Karangbahagia, Karanganyar, Karangsentosa, Karangrahayu, Karangsetia, Karangsatu, dan Karangmukti. Sementara itu, di Kecamatan Sukawangi, tiga desa terdampak kekeringan, yakni Desa Sukaringin, Sukatenang, dan Sukamekar.
“Kami mencatat ada 492,5 hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan. Dari jumlah tersebut, sekitar 215 hektare berada di Desa Karangbahagia. Dari luas pertanian 4.803 hektare di Sukawangi, 399 hektare sudah ditanami, dan dari jumlah tersebut, sebanyak 373 hektare mengalami kekeringan,” tandasnya. (ris)