RADARBEKASI.ID, BEKASI – Anna tidak rewel Selasa (27/8) siang itu. Fokusnya terjaga oleh empeng yang tak henti ia mainkan di mulutnya. Bayi yang baru berusia 22 bulan tersebut memiliki nama lengkap secantik parasnya, Anna Oktaviani Irawan.
Sekilas memang tak ada yang membedakan Anna dengan sebayanya. Namun, Anna tak sesehat yang lainnya. Bayi cantik ini terlahir cacat dengan kerongkongan yang tidak terhubung ke perutnya, sehingga dirinya tidak dapat menelan atau makan. Dalam ilmu medis, kelainan yang mendera Anna dinamakan Atresia esofagus Tipe C.
Anak kedua dari pasangan Eko Irawan dan Novianti terbilang bayi yang tangguh. Sedari tiga hari terlahir ke dunia, sudah lima kali dia naik meja operasi. Oktober nanti menjadi operasi yang ke-enam kali yang harus ia jalani.
“Sejak lahir sampai sekarang sudah operasi kelima. Nanti keenamnya di Oktober,” ucap Novianti kepada Radar Bekasi, Selasa kemarin.
Pada operasi perdananya, dokter perlu menyambungkan selang sebagai saluran makan Anna. Namun operasi itu gagal karena saluran selang yang dibuat terdapat air liur dan juga udara.
“Jadi saat itu operasi pertama dinyatakan gagal sama dokter karena ada air dan udara yang masuk ke dalam selang itu,” terangnya.
Ketika berusia sepekan, Anna kembali masuk ruang operasi untuk memutus selang sambungan yang sudah dilakukan sebelumnya. Kerongkongan Anna pun kembali menjadi ‘jalan buntu’ bagi asupan makanan.
Anna menjalani operasi ketiganya pada usianya setahun. Target yang diketok oleh tim dokter saat itu adalah untuk memperbaiki selang yang ada di lambung karena sempat bergeser atau reposisi. Operasi keempat dan kelima dilakukan pada 4 dan 11 Juli 2024.
Operasi tersebut dilakukan untuk mengganti sambungan selang ke usus besar. Sementara operasi pada 11 Juli, tim dokter memindahkan kembali selang ke usus halus sekaligus menutup lubang yang ada di tenggorokan.
“Jadi tenggorokan ini sudah ditutup karena sudah dialihkan ke usus besar dan usus halus. Sebelumnya Anna juga sudah di rongent dimasukin cairan dalam keadaan sadar apakah sesuai dengan jalur yang dibuat oleh dokter atau enggak. Jika sesuai, maka Oktober ini selang yang diperut bakalan dicabut dan ditutup sambil benerin hernia karena operasi kemarin ngebuat usus Anna turun,” terangnya.
Apa yang telah dilalui Anna tentu saja begitu menyayat hati Novianti. Namun sebagi ibu, Novi harus lebih tegar menghadapi realita yang mendera buah hatinya.
Saat ini kondisi Anna dibantu menggunakan alat medis untuk bisa mengonsumsi susu melalui usus halus, dimana harapannya pada operasi keenam ini Anna bisa mengkonsumsi makanan seperti bayi pada umumnya.
“Awalnya mikir biarin aja Anna kaya gini karena sedih setiap ngeliat dia harus dioperasi. Tapi aku lihat Anna ini kuat dan bisa bertahan sampai sekarang. Aku juga semangat biar Anna bisa sembuh,” tutur Novi.
“Kalau kata dokter fifty fifty karena ini buatan manusia pasti ada efek sampingnya. Tapi saya yakin Anna bisa pulih dan ngelewatin ini semua,” jelasnya.
Selama menjalani serangkaian pengobatannya, Novi terbantu oleh program jaminan kesehatan nasional BPJS. Sebab bila tidak, Novi harus membayar ongkos medis Rp50 juta sampai Rp70 juta.
“Awalnya BPJS cuma bisa cover setengahnya, tapi saya bilang ke pihak rumah sakit kalau buat kebutuhan Anna saja sudah besar. Akhirnya rumah sakit rapat dan Alhamdulillah bisa bantu untuk cover itu semua,” terangnya.
Terpisah, Camat Bekasi Timur, Fitri Widyati menyampaikan, bahwa sementara ini bantuan yang diberikan berupa sembako dan kebutuhan Anna seperti susu dan pampers.
“Kami berikan bantuan berupa sembako dan keperluan Anna, untuk bantuan lain seperti alat untuk minum susu itu dari pihak Dinas Sosial,” ucapnya.
Lebih lanjut, keluarga Ana juga meminta untuk diajukan bantuan PKH kepada pihak dinsos, dimana dari pihak kecamatan sendiri sudah membantu untuk melakukan proses pengajuannya.
“Kami bantu untuk bantuan PKH nya sisanya diproses oleh pihak Dinsos Kota Bekasi,” pungkasnya. (dew)