RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembangunan ruang kelas baru (RKB) di beberapa sekolah selesai, namun belum dilengkapi dengan mebel seperti meja dan kursi. Kondisi ini seperti terjadi di SDN Cicau 02 Kecamatan Cikarang Pusat dan SDN Mekarmukti 02 Kecamatan Cikarang Utara.
SDN Cicau 02 dibangun enam ruang kelas baru, sedangkan SDN Mekarmukti 02 memiliki empat ruang kelas baru. Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dedy Supriadi, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait ketidaksinkronan antara pembangunan ruang kelas baru dan penyediaan mebel.
“Kami harap jangan sampai anak-anak harus belajar di lantai. Kami akan melakukan pengecekan kembali saat serah terima setelah ruang kelas digunakan,” ujar Dedy saat meninjau pembangunan ruang kelas baru di SDN 02 Cicau, Selasa (3/9).
BACA JUGA: DCKTR Kabupaten Bekasi Alokasikan Rp300 Miliar untuk Sarana Pendidikan dan Kesehatan
Jika mebel belum tersedia saat ruang kelas digunakan, Dedy menyarankan agar pihak sekolah memanfaatkan meja dan kursi lama untuk memastikan siswa tetap dapat belajar dengan nyaman.
“Setidaknya, meja kursi lama dapat dimanfaatkan untuk kenyamanan para peserta didik,” kata Dedy.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto, menuturkan bahwa tahun ini pihaknya fokus pada pembangunan ruang kelas baru dan sejumlah unit sekolah baru serta pembangunan fasilitas ruang guru. “Anggaran untuk sarana prasarana pendidikan mencapai sekitar Rp300 miliaran. Tahun ini ada perbaikan dan pembangunan 525 ruang kelas serta dua unit sekolah baru,” jelasnya di lokasi yang sama.
BACA JUGA: Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Bekasi Belum Merdeka
Beni menjelaskan, total anggaran untuk pembangunan ruang kelas di SDN 02 Cicau sebesar Rp2,1 miliaran, yang mencakup enam ruang kelas, satu WC putra, satu WC putri, dan satu gudang.
Sedangkan untuk SDN 02 Mekarmukti, anggaran sebesar Rp1,4 miliaran digunakan untuk membangun empat ruang kelas. “Kami harapkan pada saat digunakan, mebelernya sudah tersedia,” tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Imam Faturochman, menyampaikan bahwa masalah mebel masih dalam tahap evaluasi. “Kami sedang melakukan sinkronisasi antara pembangunan ruang kelas baru dan penyediaan mebel. Sementara itu, kami optimalkan agar kepala sekolah dapat berinovasi dalam pemanfaatan mebel yang masih bisa digunakan,” pungkasnya. (and)